Mohon tunggu...
Mahéng
Mahéng Mohon Tunggu... Penulis - Freelance Writer

Saat ini, selain tertarik mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat, ia terus belajar menulis serta sangat terpikat pada jurnalisme dan sastra. Perspektifnya sangat dipengaruhi oleh agama dan filsafat.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Cinta yang Tak Terdefinisikan: Perjalanan Amba dalam Novel Mengesankan Karya Laksmi Pamuntjak

25 Juli 2023   16:51 Diperbarui: 25 Juli 2023   17:00 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Diskusi Buku ke 59 Klub Buku Main-Main


Namun demikian, cinta dan seksualitas adalah dua hal yang berbeda dan tidak dapat dipertukarkan. Cinta memiliki sifat spiritual dan rohaniah, sedangkan seksualitas adalah kebutuhan tubuh bagi makhluk hidup untuk berkembang biak. 

Saya sendiri masih menentang istilah "bercinta" pada aktivitas seksual, yang menurut pandangan saya, hanyalah sebuah aktivitas keintiman, bukan sepenuhnya didasarkan pada cinta.

Sangat masuk akal untuk percaya bahwa Laksmi menulis novel ini juga berdasarkan cinta, baik cinta untuk perempuan dan perjuangan mereka atas hak-hak yang terus-menerus ditindas, maupun cinta untuk bangsa dan rakyat Indonesia yang telah diperlakukan tidak adil oleh negara.  

Hal ini ditunjukkan oleh upaya Laksmi Pamuntjak untuk merenungkan tragedi 1965 dengan menggunakannya sebagai latar belakang sejarah untuk novelnya. 

Sesuai dengan analisis Antonius Hendrianto dalam artikelnya Refleksi Tragedi 1965 dalam Novel 'Amba' Karya Laksmi Pamuntjak, Laksmi menggunakan karakter-karakter dari cerita Mahabharata untuk menyuarakan kebutuhan akan penebusan atas kesalahan-kesalahan masa lalu yang dilakukan selama pembantaian massal setelah peristiwa G30S (Gerakan 30 September) dan pengasingan tahanan politik ke Pulau Buru.

Meskipun merupakan karya fiksi, novel ini dengan jelas menyoroti perspektif lain dari peristiwa sejarah tersebut.  

Sesuai dengan judulnya dalam edisi Bahasa Indonesia, tokoh utamanya adalah Amba, seorang wanita tangguh, cerdas, dan mandiri. 

Ada juga karakter bernama Bhisma, yang menjadi satu-satunya cinta Amba. Mereka saling jatuh cinta ketika Amba bekerja di Kediri.

Sayangnya, Bhisma diasingkan ke Pulau Buru sebagai tahanan politik setelah peristiwa G30S dan tidak pernah kembali.  

Karakter laki-laki lainnya adalah Adalhard, keturunan orang Jerman yang membantu Amba ketika dia bingung mencari Bhisma. Ada pula Salwani Munir (Salwa) dan Samuel sebagai pelengkap cerita. 

Dalam diskusi buku kali ini, kami juga membicarakan mengapa karya sastra hebat selalu memiliki sentuhan roman di dalamnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun