Mohon tunggu...
Putra Baskara
Putra Baskara Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Arkeologi

Sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengenal Lebih Dekat Tentang Ilmu Arkeologi

15 Maret 2021   11:28 Diperbarui: 3 Januari 2022   19:33 1604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Kompas.com

Jika kita membicarakan arkeologi, maka bayangan yang ada di dalam pikiran masyarakat umum adalah suatu ilmu yang mempelajari masa lalu, terutama suatu hal yang berbau kuno, seperti mitologi, naskah-naskah kuno, dan benda-benda yang memiliki hawa magis. Pandangan ini muncul akibat dari film-film Holywood yang bertemakan arkeologi, yang selalu menggambarkan arkeolog memiliki petualangan untuk mencari benda-benda yang memiliki hawa magis. Indiana Jones dan Lara Croft adalah beberapa film yang bertemakan arkeologi.  

Beberapa orang bahkan mengaitkan arkeologi dengan dinosaurus. Mungkin mereka berpikir bahwa arkeologi mempelajari kehidupan prasejarah, maka mereka berpikir arkeologi juga berhubungan dengan dinosaurus.

Dari beberapa pandangan tadi, tentang arkeologi tidak sepenuhnya salah dan tidak sepenuhnya benar. Memang arkeologi mempelajari masa lalu, tapi bukan berarti mempunyai hubungan dengan dinosaurus. Sebelum melangkah lebih jauh, mari kita simak terlebih dahulu definisi dari arkeologi menurut para ahli.

Robert J. Braid mengatakan bahwa arkeologi adalah suatu ilmu yang mempelajari artefak-artefak dan tingkah laku manusia dengan tujuan mencari jalan hidupnya

Paul Bahn, menyatakan arkeologi adalah suatu kajian sistematik tentang masa lampau yang berdasarkan budaya kebendaan dengan tujuan untuk membongkar, menerangkan, dan mengklasifikasikan tinggalan-tinggalan budaya, menguraikan bentuk dan perilaku masyarakat masa silam serta memahami bagaimana ia terbentuk dan merekonstraksinya seperti semula.

Stuart Piggot, Arkeologi merupakan suatu disiplin yang mempelajari peristiwa yang tidak disadari dan dibuktikan oleh peninggalan benda-benda yang masih ada, apakah hasil-hasil kekunoan itu produk dari suatu masyarakat dengan menggunakan catatan tertulis atau tanpa tulisan.

Dari ketiga pendapat para ahli yang sudah disebutkan tadi, memiliki beberapa kesamaan, yakni benda tinggalan kebudayaan masyarakat. Jadi bisa dikatakan bahwa arkeologi adalah studi ilmu yang mempelajari benda peninggalan kebudayaan masa lalu, yang mempunyai tujuan untuk merekontruksi kehidupan manusia masa lampau. Mungkin dari definsi yang sudah dijelaskan, bisa membantah pendapat beberapa orang yang mengatakan bahwa arkeologi memiliki hubungan dengan dinosaurus.

 Arkeologi mempelajari benda peninggalan kebudayaan manusia masa lalu, yang bertujuan untuk mengungkapkan kehidupan manusia masa lampau dan untuk mengetahui  perkembangan kebudayan dari masa ke masa. Ilmu arkeologi berfokus ketika manusia sudah ada di muka Bumi, yakni pada masa Prasejarah lebih tepatnya pada masa Pleistosen. Sedangkan dinosaurus muncul di bumi sebelum manusia ada, diperkirakan 230 juta tahun lalu.

Sejarah Awal Munculnya Arkeologi

Kemunculan arkeologi erat kaitannya dengan pengumpul benda antik atau biasa disebut Antiquarian. Antiquarian ini muncul pada masa Renaissance, sekitar tahun 1492-1840. Pada masa Renaissance merupakan awal mula munculnya kebudayaan dan pengetahuan yunani setelah sekian lama tertidur pada abad pertengahan. 

Kemunculan pengetahuan Yunani pada masa Renaissance, tentu berbarengan dengan munculnya peninggalan kebudayaan Yunani, seperti naskah-naskah kuno dan bangunan-bangunan yunani. Sehingga hal ini membuat beberapa orang tertarik untuk mengumpulkan peninggalan kebudayaan Yunani. Bukan hanya barang-barang antik bangsa Yunani, peninggalan bangsa Italia dan Roma pun juga mereka kumpulkan. 

Pada masa Antiquarian ini pengumpulan benda-benda antik hanya sebatas pengumpulan, tidak adanya penelitian yang sistematis, walaupun mereka terkadang menafsirkan benda-benda kuno yang mereka temukan, tetapi penafsirannya hanya bersifat spekulatif dan selalu dihubung-hubungkan dengan mitos.  Awalnya Antiquarian hanya mengumpulkan benda-benda antik yang ada di wilayah Eropa. Akan tetapi, setelah itu para antiquarian ini mencoba untuk mencari benda-benda antik di luar wilayah eropa, seperti, Amerika tengah, Jepang, Afrika, dan Cina.

Antiquarian pertama pada masa Renaissance adalah Francesco Petrarca (1304-1374) yang penelitiannya berfokus kepada naskah-naskah kuno dari Romawi. Giovanni Baccaccio (1313-1375) berfokus kepada topografi klasik dan mitologi. Giovanni Dondi (1318 - 1389), seorang dokter dan insinyur mesin, merupakan orang pertama yang mengadakan observasi yang sistematis terhadap peninggalan arkeologi berupa monumen (A. Nurkidam & Hasmiah Herawaty, 2019:37-28)

Sebelum munculnya Antiquarian, sebenarnya sudah ada aktivitas pengumpulan benda-benda antik. Nabonidus seorang raja Neo Babilonia melakukan penggalian, guna menemukan kuil kuno masyarakat mereka sendiri. Herodotus, seorang yang dianggap sebagai bapak sejarah melakukan pengumpulan data-data kebudayaan bangsa Mesir Kuno, bangsa Scythia, bangsa Yunani dan Persia. Seorang penjelajah Marco polo juga melakukan pengumpulan data-data tentang Kublai Khan. Jadi sebelum adanya Antiquarian, pengumpulan terkait peninggalan arkeologi ternyata sudah dilakukan di masa sebelumnya

Pada masa selanjutnya ditemukan fosil dan alat batu manusia. Pengumpulan benda arkeologi pun tidak lagi berfokus kepada benda klasik, tetapi sudah mulai berfokus kepada benda prasejarah. Torunal pada tahun 1833 mengenalkan istilah Prehistori atau dalam bahasa Indonesia diartikan Prasejarah, masa sebelum mengenal adanya tulisan.

Pada perkembangan selanjutnya, abad ke-19 sampai 20, arkeologi mulai memperlihatkan taringnya. Pada abad ini arkeologi sudah mulai dikenal banyak orang dan penelitian yang dilakukan oleh para arkeolog pun sudah sistematis. terutama abad ke-20, arkeologi mulai dikenal banyak orang melalui film Indiana Jones. Bahkan pada tahun 1960-an muncul pandangan baru yang disebut sebagai Arkeologi Prosesual. Pandangan ini muncul akibat dari kritik terhadap Arkeologi Tradisional. Pandangan arkeologi prosesual dan tradisional merupakan paradigma yang terkenal dalam ilmu arkeologi. Bahkan dimasa selanjutnya muncul paradigma Pasca-Prosesual.

Arkeologi bukanlah ilmu yang mempelajari dinosaurus atau desuatu yang berhubungan dengan benda magis. Akan tetapi, arkeologi adalah ilmu yang mempelajari benda peninggalan kebudayaan masyarakata masa lalu, yang bertujuan untuk merekontruksi kehidupan manusia masa lalu. Kemunculan erat kiatannya dengan munculnya Antiquarian pada masa Renaissance.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun