Pangkalpinang - Anak-anak di Kabupaten Belitung Timur diharapkan tetap bersekolah dan banyak membaca. Sehingga pengetahuan terus bertambah dan ini menjadi salah satu langkah agar tidak terjadi pernikahan di usia anak.
Demikian disampaikan Dr. Asyraf Suryadin, M. Pd Kepala DP3ACSKB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung saat Talk Show di Sisnet Radio, Belitung Timur, Kamis (25/8/2022).
"Kita juga membaca, namun kita lebih banyak membaca whatsapp daripada membaca buku. Sementara orang Eropa membiasakan membaca buku," jelasnya.Â
Hadir juga saat talk show bertajuk "Pernikahan Usia Anak" tersebut, Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Belitung Timur Muhamad Yulhaidir, S.Si., M.Kes.
Lebih jauh Asyraf mengatakan, hingga saat ini masih terus berupaya untuk menekan angka pernikahan usia anak. Salah satu permasalahan di Bangka Belitung yakni, masih rendahnya tingkah pendidikan. Â
"Saya tidak akan datang kalau diundang penikahan yang pasangan masih usai anak. Paling kita hanya mendoakan saja," kata Asyraf.
Angka pernikahan usia anak terendah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ada di Pangkalpinang. Asyraf menambahkan, salah satu penyebab yaitu pendidikan di kota mungkin lebih baik. Ini tentunya ada korelasi dengan kasus pernikahan usai anak.
Tahun 2020, kata Asyraf, angka pernikahan usai anak tertinggi terdapat di Kabupaten Bangka Selatan, diikuti Kabupaten Belitung Timur, kemudian Bangka Barat, Bangka Tengah, Belitung dan Kabupaten Bangka.
"Kita berharap tahun ini ada perubahan dan mudah-mudahan nanti, semakin tinggi pendidikan akan berdampak menurunnya angka pernikahan usai anak," harap Asyraf.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Belitung Timur Muhamad Yulhaidir, S.Si., M.Kes lebih menekan dan membahas kasus stunting.Â