Mohon tunggu...
huwaidaa
huwaidaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI

fokus.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pentingnya Pola Asuh Orang Tua untuk Kepribadian Anak

8 Juli 2021   20:36 Diperbarui: 8 Juli 2021   20:51 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Memiliki anak yang cerdas, berkepribadian baik, paras tampan dan cantik tentu dambaan semua orang tua. Anak adalah rezeki dan anugerah terindah yang dititipkan Allah swt. Setiap anak diciptakan dengan kondisi yang berbeda-beda baik dari aspek intelektual, psikis, fisik dan lainnya. Meski begitu, pasti dalam diri anak memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. 

Jika ditangani secara tepat pasti banyak ditemukan bakat terpendam yang dapat diunggulkan oleh anak, untuk itu perlu dukungan dari orang tua dan keluarga. 

Keluarga merupakan bagian masyarakat yang fundamental bagi kehidupan pembentukan kepribadian anak manusia (Asriyah dkk, 2016). Arti kata fundamental adalah hal yang paling mendasar dan penting, sehingga untuk para orang tua yang dikaruniai buah hati dengan perlakuan khusus ataupun yang normal diharapkan untuk tetap memberikan kasih sayang secara penuh tanpa perlu membeda-bedakan.

Terdapat pandangan tingkah laku seorang anak merupakan cerminan dari orang tuanya. Untuk itu, orang tua perlu membekali dan mencontohkan nilai-nilai spiritual religius, sosial, tata krama dan bahasa yang santun jika berhadapan dengan orang lain. 

Sayangnya, anak akan tetap mencontoh perilaku negatif dari lingkungan sepermainannya meskipun sudah dibekali nilai dasar tersebut. Sehingga diperlukan komunikasi, pengawasan dan pendampingan harus dilakukan orang tua agar anak mampu memilih dan memilah sikap serta perbuatan yang harus dicontoh dan tidak patut dicontoh (Muthmainnah, 2012).

Pola asuh dari masing-masing orang tua tentu berbeda-beda, diantaranya ada gaya keras yang mana selalu berikap mengekang (posesif) dan menentang keinginan anak harus mengikuti perintahnya. Kedua, ada lunak yang mana membebaskan kepada pilihan sang anak. Ketiga gaya disiplin memberikan pilihan kepada anak namun tetap ada batasannya.

 Pilihan yang tepat untuk menerapkan pola asuh pada zaman sekarang adalah didiklah sesuai zamannya tidak selalu membandingkan pada zaman dulu saat yang dialami para orang tua karena tentu itu berbeda, asalkan tetap diberikan pengetahuan dasar dan bahayanya pergaulan bebas sehingga anak diminta untuk lebih berhati-hati dalam bergaul. 

Menjadi orang tua yang dapat menjadi teman dan tempat bercerita anak, seperti itulah yang diperlukan saat ini. Apabila anak melakukan kesalahan, orang tua berhak untuk menegur (memarahi) dan memberikan arahan agar tidak terulang kembali.

Perlakuan yang diberikan orang tua terhadap anak berkebutuhan khusus memerlukan beberapa cara yang lebih ekstra sabar dan perhatian agar terjalin perilaku selaras dengan norma di masyarakat. Maka dari itu pentingnya kontribusi dan kolaborasi antar orang tua di rumah dan di sekolah inklusi dengan kata lain adalah guru harus sinkron, agar perkembangan anak tetap terpantau baik. Untuk itu perlu melakukan beberapa hal (Hamidaturrohmah, 2021) diantaranya yaitu:

  • Menyamakan Persepsi Inklusi dengan Orang Tua : Penyamaan persepsi ini dilakukan pada waktu pendaftaran di sekolah inklusi, yang mana orang tua diberikan penjelasan terkait beberapa hal penting dalam pendidikan inklusi yang dilakukan di sekolah tersebut. Jika orang tua sudah memiliki persepsi yang sama (setuju), orang tua dapat menandatangani surat kesepakatan untuk dijadikan pegangan dan dasar dalam menjalin kerjasama. 
  • Bentuk Kerjasama Antara Guru dan Orang Tua di Sekolah Inklusi : Melibatkan orang tua dalam pendampingan pembelajaran di rumah. Melakukan kegiatan parenting, untuk membekali ilmu pola asuh orang tua guna membangun kepribadian atau karakter posisif pada anak. Komunikasi interpersonal, antara guru dan orang tua harus memiliki komunikasi yang baik. Terlebih pada masa pandemi seperti ini, sangat diperlukan komunikasi dan laporan perkembangan anak dari orang tua kepada guru karena itu termasuk kewajiban. Volunteer, karena sekolah bukan hanya sekedar tempat untuk menitipkan anak, melainkan juga tempat di mana orang tua bisa terlibat dan berpartisipasi lebih jauh lagi dalam pendidikan anak. Misalnya dalam kegiatan belajar sesuai dengan profesi atau keahlian dari salah satu orang tua peserta didik dapat didatangkan ke sekolah diminta menjadi guest star untuk sharing pengalamannya.
  • Usaha yang Dilakukan Guna Membangun Kerjasama Orang Tua dan Sekolah : Menciptakan iklim ilmu sekolah yang nyaman. Mengembangkan komunikasi efektif antara sekolah dan orang tua. Melibatkan peran orang tua dalam kegiatan sekolah.

Singkatnya, komunikasi itu penting. Kerjasama antara orang tua dan guru sangat diperlukan demi keberlangsungan pendidikan inklusi. Begitupun dengan pola asuh yang diterapkan orang tua untuk mendidik anaknya, agar dapat berkembang sesuai usianya. 

DAFTAR PUSTAKA 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun