Mohon tunggu...
Yutnahs
Yutnahs Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Membaca, selayar Indonesia

"Janganlah mencari kesalahan orang lain dengan menyalahkan pembenaran"😊

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Jam Satu Dini Hari

21 Februari 2020   14:50 Diperbarui: 21 Februari 2020   14:54 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kutenggelamkan kepalaku dimeja belajar lalu kupejamkan mataku sejenak. Semua penghuni rumah sudah tertidur. Kulihat jam di dinding kamarku sudah menunjukkan pukul 01:00. Kepalaku sudah pusing mengerjakan tugas sekolah besok.

Aku beranjak dari kursi menuju dapur. tenggorakanku sudah terasa kering sejak tadi. Kulangkahkan kakiku menuruni anak tangga dengan tangan kiri yang memegang gelas. Didapur aku segera menuangkan air kegelas dan langsung berbalik naik kekamar. Tiba-tiba aku mendengar sebuah lagu yang volumenya sangat keras.

Kasih ibu,
kepada beta....
tak terhingga sepanjang masa

Hanya memberi,
tak harap kembali,
Bagai sang surya, menyinari dunia.

Kusimpan gelas berisi air itu dimeja lalu berjalan pelan mencari asal suara tadi. Semakin dekat suara itu semakin jelas. aku pun sudah tak sabar dan semakin penasaran. "Siapa yang memutar lagu malam malam begini?" pikirku.  Namun tiba-tiba suara itu menghilang begitu saja. aku menjadi semakin penasaran dan bertambah bingung.

Tak ingin berlama-lama ditempat gelap seperti itu aku pun membalikkan badanku. mengambil gelas yang tadi  kusimpan dimeja lalu berjalan menuju kamar. Namun baru beberapa langkah aku berjalan. Tiba-tiba sebuah potongan kayu besar menghantam kepalaku sangat keras. Aku tergeletak dilantai dengan darah yang mengalir deras dari kepalaku.

Aku masih tersadar. Hingga suara serak seseorang yang kukenal membuatku menetaskan air mata. "Maaf, Kamu harus mati!"

Setelah  mengucapkan kalimat tadi, orang itu pun mulai memukulku secara membabi buta hingga penglihatanku menjadi gelap dan sudah tidak sadarkan diri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun