Mohon tunggu...
Djamaluddin Husita
Djamaluddin Husita Mohon Tunggu... Lainnya - Memahami

Blogger, Ayah 3 Putra dan 1 Putri. Ingin menyekolahkan anak-anak setinggi yang mereka mau. Mendorong mereka suka membaca dan menulis (Generasi muda harus diarahkan untuk jadi diri sendiri yang berkarakter).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tiga Kebutuhan Paling Mendasar Anak Pra Sekolah

24 Juli 2011   06:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:25 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Bagi setiap orang tua, anak adalah anugerah yang sangat bernilai dan tidak bisa dimisalkan dengan apapun. Hampir semua pasangan suami isteri memperlihatkan wajah sumringah ketika mereka diberikan kepercayaan memperoleh anak. Bukan hanya saat seorang isteri melahirkan saja namun jauh sebelumnya saat seorang isteri mengandung anak mereka rasa kegemberiaan itu selalu terlihat di wajah-wajah mereka. Bahkan terkadang ada orang tua yang tidak sabar menunggu agar buah hati mereka cepat-cepat lahir. Begitulah yang terjadi.

Seiring dengan perputaran waktu, anak lahir dan pasti seorang anak terus berkembang. Pada fase-fase awal atau pada tahap menyusui, anak tidak bisa lepas dari ibu yang telah melahirkan. Seorang Ibu tidak peduli apakah tengah malam saat mata sangat mengantuk tetapi ketika anaknya haus dengan rasa ikhlas yang tinggi tetap terjaga dan memberi susu (ASI). Semua yang dilakukan pasti karena rasa cinta yang mendalam kepada anaknya. Bila anak menyusui selama dua tahun. Maka selama dua tahun itulah peran Ibu sangat dominan terhadap anaknya.

Setelah anak-anak tidak menyusui lagi sebenarnya mereka sudah mulai mandiri dan mulai menunjukkan jati dirinya. Pada saat ini sampai mereka berumur 6 tahun atau sudah masuk sekolah maka peran orang tua mengarahkan mereka sangat dibutuhkan. Sebab, pada masa-masa seperti ini prilaku anak sudah sangat jelas kelihatan. Jadi bagi orang tua sudah mudah memahami anak mereka.

Apa yang harus dilakukan oleh orang tua terutama pada masa-masa prasekolah seperti ini? Tentu orang tua harus betul-betul memahami berbagai kebutuhan jiwa mereka. Beberapa refrensi menyebutkan, paling kurang ada tiga kebutuhan jiwa anak paling mendasar yang dibutuhkan anak dan orang tua harus memahaminya. Pertama, rasa cinta. Kedua, rasa aman dan kenyang dan yang ketiga, permainan.

Berkaitan dengan rasa cinta, seorang anak dalam usia seperti ini ingin selalu dicintai dan disenangi. Tentu saja bila rasa cintai dan disenangi tidak diberikan oleh orang tua kepada anaknya maka dapat dipastikan anak akan merasa sangat kehilangan. Akibatnya jiwa mereka akan sangat terguncang. Bila ini yang terjadi, pasti tidak akan baik bagi perkembangan jiwa mereka. Mungkin ini akan membekas sampai mereka dewasa.

Selain itu rasa aman dan rasa kenyang. Bagi seorang anak, rasa aman dan rasa kenyang ini juga merupakan salah satu faktor yang dapat membentuk jiwa mereka. Salah satu mereka memperoleh rasa itu bila orang tua dekat dengan mereka. Biasanya, anak-anak seumur ini, kebutuhan rasa aman dan rasa kenyang akan terwujud bila ibunya selalu dekat dengan mereka.

Kemudian Permainan. Tentu saja bagi anak-anak permainan adalah salah satu kebutuhan yang memang sudah menjadi kebutuhan yang tidak boleh dilupakan. Anak-anak memang identik dengan bermain. Bermain merupakan salah satu cara bagi mereka mewujudkan berbagai imajinasi. Bermain juga sebagai salah satu cara bersosialisasi dengan lingkungan mereka. Berkaitan dengan permainan ini melingkupi tempat bermain, alat-alat permainan dan teman-teman bermain. Tugas orang tua di sini adalah memberi ruang dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka ini. Biarkan mereka mengekspresikan segala sesuatu dengan permainan yang mereka lakukan. Mudah-mudahan bermanfaat. (DJH/dan berbagai sumber). www.husita.net

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun