Mohon tunggu...
Djamaluddin Husita
Djamaluddin Husita Mohon Tunggu... Lainnya - Memahami

Blogger, Ayah 3 Putra dan 1 Putri. Ingin menyekolahkan anak-anak setinggi yang mereka mau. Mendorong mereka suka membaca dan menulis (Generasi muda harus diarahkan untuk jadi diri sendiri yang berkarakter).

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kisah Anak SD Penjinak BOM

2 Agustus 2010   10:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:22 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_213491" align="alignleft" width="300" caption="Kompor Gas disangka BOM...(Sumber Foto: http://ozip-magazine.com/wp-content/uploads/2010/04/10lelucon-Bom.jpg)"][/caption]

Mendadak Amir menjadi sangat terkenal di kampungnya. Karena dialah satu-satunya yang tidak takut pada bom.

Padahal siang itu, hampir seisi kampung berlarian mencari perlindungan. Mereka melihat sebuah truk diparkir begitu saja di depan kantor kepala desa yang menurut warga penuh berisi bom.

“Lari-lari. Ada bom-ada bom, “Teriak warga kampung panik. Dengan wajah-wajah yang begitu ketakutan mereka menjauhi truk yang terparkir di depan kantor kepala desa. Sepertinya mereka tidak menghiraukan apa-apa. Setiap mereka berlari sekuat-kuatnya agar menjauhi truk yang mereka perkirakan berisi penuh bom.

Beda dengan Amir yang masih duduk di bangku kelas tiga SD. Siang itu, seperti biasa dengan santainya dia pulang ke pulang ke rumah. Meskipun rasa keheranan terlihat juga dari raut wajahnya. Namun, sebagaimana kebanyakan anak-anak, Amir tidak begitu peduli dengan apa yang sedang terjadi. Dia terus pulang ke rumah yang kebetulan tidak begitu jauh dari kantor kepala desa. Saking paniknya, tidak ada satupun yang memberi tahu Amir apa sesungguhnya yang akan terjadi.

Bahkan ketika sampai di depan truk yang diduga ada bom, Amir sengaja berhenti. Nampaknya dia penasaran, sebab jarang-jarang ada truk besar dan panjang berhenti di desanya.

Sebagai anak kampung, selama ini yang sering dia lihat hanyalah truk kecil pengangkut pasir. Truk yang besar dan panjang seperti itu hanya ada dalam cerita seorang teman sekolahnya yang pernah datang ke kota. Mungkin dalam pikiran Amir, inilah truk yang dimaksudkan itu. Karenanya, tanpa pikir panjang, Amir berusaha naik ke atas truk.

Tetapi ketika satu langkah lagi kaki kecil Amir sampai ke atas truk tiba-tiba seseorang dari kejauhan meneriakkan namanya. “Amiiiiiir. Jangaaaaan. Berbahaya“. Kata-kata itu berulang-ulang terdengar. Dari nada suaranya, ada rasa ketakutan dan kecemasan yang teramat sangat.

Amir menoleh, ternyata yang memanggilnya itu adalah ibunya sendiri yang kelihatan begitu cemas melihat anak semata wayang sedang naik ke atas truk yang menurutnya berisi bom.

“Kenapa mak. “teriak Amir keheranan.

“Ada Bom-ada bom, “teriak ibunya dan beberapa orang berusaha berlari mendekatinya. Amir melengok ke dalam truk, dia bingung karena dalam truk itu tidak ada benda seperti bom yang pernah dia lihat di TV dan di video game.

“Di sini tidak ada Bom mak…….”Amir berusaha menjelaskan pada ibu tentang apa yang dia lihat.

“Ada Nak…, Turuuun, “

Di saat-saat situasi yang sangat genting itu, tiba-tiba meluncur mobil plat merah milik pak Camat. Nampaknya Pak camat dan rombongan juga heran melihat kenapa orang-orang desa itu sangat panik sambil menunjuk-nunjuk kearah truk.

“Pak. Tolong anak saya pak, “teriak ibu Amir.

“Anak Ibu Kenapa?” Tanya Pak Camat semakin heran.

“Dia naik ke atas truk itu, Pak. Tolooong Pak….., “suara ibu Amir memelas.

“Ada apa dengan Truk itu?,,,”Komandan Koramil yang ikut bersama rombongan Pak Camat heran.

“Di dalam truk itu ada Bom, Pak…..

“Bom?” Komandan Koramil terkejut dan heran. Lalu dengan tegas memerintahkan beberapa anak buahnya untuk memastikan apakah benar dalam truck itu ada bom. Tak berapa kemudian seorang anak buah Pak Koramil berlarian menghadap.

“Lapor,…truk bersih. Tidak ada bom”

“Jadi, yang ada apa. Sehingga penduduk desa ini begitu ketakutan?” Tanya Pak Koramil pada anak buahnya.

“Dari dokumen yang ada dalam truk. Truk itu berisi kiriman pemerintah berupa kompor gas 3 kg untuk dibagi-bagi ke seluruh warga desa ini, Pak.

“Ooooo, “Pak Camat yang berada di samping Pak Koramil manggut-manggut. Dengan sigap dia memberitahukan kepada seluruh warganya. Bahwa kedatangan dia ke sini adalah untuk menyerahkan bantuan pemerintah kepada warga desa ini. Pak camat juga menjelaskan bahwa yang ada dalam truk itu bukan Bom. Tetapi kompor gas yang akan dibagi-bagikan kepada seluruh warga. Mendengar penjelasan pak camat itu, baru kemudian warga desa itu kembali tenang seperti sedia kala. Meskipun dalam hati mereka marasa cemas dan was-was. Sebab warga desa ini juga tahu, kompor gas yang diberi pemerintah seringkali meledak seperti bom.

xxxx

Tidak jauh dari tempat  itu terdengar Amir ngomong sama ibunya, “Kan, sudah Amir bilang di sana tidak ada bom...”, Ibu Amir hanya tersenyum sambil memeluk anak sematawayangnya itu…..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun