Sedangkan cara pengisian kedua adalah melalui sistem kinetik. Ketika mobil melakukan pengereman, maka rem akan memutar generator untuk selanjutnya mengubah energi gerak menjadi energi listrik yang disimpan ke baterai. Sehingga baterai akan selalu terisi dan siap serta sigap membantu kinerja mesin konvensional.
Walau terkesan nanggung, tapi toh kita patut apresiasi langkah tersebut. Setidaknya itu salah satu evolusi untuk menuju pergantian sumber energi yang mungkin tak lama lagi.
Masalahnya adalah, regulasi di negeri ini yang menetapkan pajak yang tinggi terhadap kendaraan dengan sistem hybrid yang berakibat pada tingginya harga jual kendaraan.
Inilah yang menyebabkan kendaraan jenis ini kurang diminati oleh konsumen. Padahal seharusnya kendaraan seperti inilah yang seharusnya mendapat insentif pajak, untuk memacu semangat produsen agar ada pengembangan lebih lanjut terhadap kendaraan yang digerakkan oleh mesin dengan energi terbarukan (baca: Listrik). Bukan sekedar hybrid.
Lalu bagaimana kendaraan bermesin listrik?
Setali tiga uang. Kendaraan sekelas Tesla terpaksa dijual dengan harga selangit karena belum adanya regulasi pajak yang jelas menyangkut mobil listrik.
Sumber energi listrik PLN serta pengaruhnya terhadap riset dan pengembang mobil listrik.
Mungkin, kalau ditelisik lebih lanjut, tenaga listrik yang dihasilkan PLN (sebagaian besar) juga masih menggunakan bahan bakar fosil untuk menggerakkan generator yang nantinya menghasilkan tenaga listrik. Mungkin inilah yang menyebabkan mobil listrik masih belum 100% ramah energi, karena pasokan listrik pada pembangkit juga masih belum menggunakan energi terbarukan.
Tapi pada beberapa pembangkit, sudah menggunakan energi terbarukan. Yang paling baru dan dinilai revolusioner di negeri ini adalah pemgoperasian pembangkit listrik tenaga bayu/angin di Kabupaten Sindrap, Sulawesi Selatan pada tanggal 2 Juli 2018 oleh presiden Joko Widodo.
Tak pelak peresmian tersebut menjadi tonggak sejarah baru bagi PLN sebagai satu-satunya perusahaan penyedia layanan Listrik nasional.
Walau masih kalah dibanding dengan negara-negara maju, toh itu seolah menjadi angin segar bagi produsen otomotif dunia untuk memasarkan produk mobil listriknya di negeri ini.