Mohon tunggu...
Den Ciput
Den Ciput Mohon Tunggu... Penulis - I'm a writer...

Just Ordinary man, with the Xtra ordinary reason to life. And i'm noone without God.. http://www.youtube.com/c/ChannelMasCiput

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Alan | Elegi buat Gaby

16 September 2018   19:43 Diperbarui: 16 September 2018   20:07 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Okan.club

Alan duduk di kantin sekolah SMP Negeri 1. Sebuah sekolah di kecamatan kecil di kabupaten Kediri. Kali ini bukan sebagai siswa lagi, tapi sebagai penulis.

Ya..Alan menulis tentang dunia pendidikan di Indonesia. Selanjutnya nanti tulisan itu nanti akan ditulis dalam bahasa Inggris dan Jerman untuk sebuah media tempatnya berkoresponden. Sebuah media cetak dan elektronik yang berpusat di kota Stutgart, Jerman.

Tapi disini Alan hanya akan membuat dalam bentuk tulisan.

Alan sengaja memilih SMP Negeri 1 ini karena dia dasarnya gak asing lagi dengan SMP ini. Ada beberapa bapak ibu guru yang kebetulan masih ngajar disini. Dengan begitu bisa dengan gampang dia menggali informasi tentang dunia pendidikan.

Siang ini dia sengaja nonkrong di samping kantin, sebelah kiri gedung aula. Ada pohon waru disitu. Masih tetap kayak yang dulu.

Angin siang menerpa sejuk.

Hhmm...kalau gak kuat bikin ngantuk nih. Untung Alan membawa termos kecil berisi kopi hitam, setengah manis setengah pahit. Alan menuang kopi ke tutup termos. Matanya masih tetap menuju MacBook.

" Broo..." Alan terhenyak kaget. Gak mungkin suara siswa sini. Kan dia udah gak ada teman sekolah disini, mungkin  waktu Alan sekolah disini mereka-mereka ini masih...entahlah, masih jadi apa. Bisa jadi bapak -- emaknya aja masih belum ketemu.

Alan menoleh kearah suara berkumandang.

Yap! Pak Hendro, guru Geografi. Pernah juga ngajar Teknik elektro. Walau Alan bandel, tapi mereka cukup akrab. Sebandel-bandelnya Alan tapi masih diimbangi dengan otaknya yang brilian. Ehemm..

" Eh, bapak, gimana kabar pak...aduhh kangen juga nih! " Mereka berangkulan erat.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun