Mohon tunggu...
Humas FKG Usakti
Humas FKG Usakti Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Trisakti Fakultas Kedokteran Gigi

Tentang kehidupan civitas akademika FKG USAKTI

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PKM FKG USAKTI: Pendidikan dan Pelatihan Hidup Sehat Melalui Senam Serta Peningkatan Kesehatan Gigi dan Gusi bagi Lansia di Podomoro City, Jakarta

20 Maret 2023   08:14 Diperbarui: 20 Maret 2023   08:20 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti bekerja sama dengan komunitas  Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) ranting Santa Teresa dari Calcuta cabang Podomoro City mengadakan Pendidikan dan Pelatihan   dalam rangka Pengabdian kepada Masyarakat, dengan judul Hidup sehat melalui Senam serta Peningkatan Kesehatan Gigi dan Gusi bagi Lansia di Podomoro City,  yang diadakan pada Sabtu, 18 Maret 2023. Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) merupakan sebuah organisasi masyarakat berbadan hukum yang beranggotakan para ibu rumah tangga dari usia muda hingga lansia.

Lanjut usia merupakan suatu proses alamiah yang tidak dapat dihindarkan, terjadi penurunan  kemampuan akal dan fisik akibat berbagai penyakit degeneratif, kondisi lingkungan serta gaya hidup Adapun tanda tanda kemunduran fisik antara lain : kulit mulai mengendur, mucul keriput dan garis-garis menetap, rambut mulai beruban dan putih, pengurangan ketajaman penglihatan dan pendengaran, mudah lelah, gerakan mulai lamban. Perubahan yang terjadi mengakibatkan rentan terhadap berbagai penyakit seperti hipertensi, diabetes, termasuk penurunan kesehatan tulang maupun gigi dan gusi.  

Wilayah Podomoro City, Kelurahan Tanjung Duren Selatan, kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat  merupakan Kawasan hunian yang terdiri dari 7 komplek apartemen dengan total 21 tower apartemen dengan total penghuni diperkirakan 20.000 orang, dan terdapat sekitar 1.000 masyarakat usia lansia. Masyarakat lansia di wilayah Podomoro City merupakan lansia yang hidup sendiri atau bersama anak dan cucunya. Sedikit dari mereka yang melakukan aktifitas dan bersosialisasi di pagi hari seperti senam atau berjemur.  Dari ketua WKRI, ibu Yanthi Soediro diketahui bahwa masyarakat lansia memiliki keluhan tentang sakit gigi, gusi bengkak, gusi mudah berdarah, bau mulut, sampai penggunaan gigi palsu yang tidak nyaman. Pada masa pandemik,  banyak lansia yang belum melakukan perawatan ke dokter gigi, Kurangnya pengetahuan tentang cara hidup sehat Lansia melalui berperilaku CERDIK  (C: cek Kesehatan secara berkala. E : enyahkan asap rokok, R: rajin beraktifitas fisik       (senam lansia), D: Diet dengan kalori seimbang, I : istirahat yang cukup dan K: Kelola stress)  dan berperilaku gizi seimbang dan senam lansia serta kurangnya pengetahuan tentang Kesehatan Gigi dan Gusi.

dokpri
dokpri

Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan jumlah lanjut usia terbanyak di dunia. Sejalan dengan hal tersebut, tingginya angka harapan hidup juga menyebabkan semakin tinggi jumlah populasi lansia, yang pada sisi lain menjadi tantangan pembangunan, dan jika tidak ditangani dengan baik, dapat menjadi masalah baru. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, jumlah lanjut usia di Indonesia sebanyak 18,1 juta jiwa (7,6% dari total penduduk). Pada tahun 2025 diperkirakan jumlahnya akan mencapai 36 juta jiwa.

 

Besarnya penduduk lansia tentunya berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi terutama kesehatan, karena semakin bertambahnya usia, fungsi organ tubuh semakin menurun baik karena faktor alamiah maupun karena penyakit.  Penyakit terbanyak pada lansia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 adalah stroke (77,7%), hipertensi (41,62%), artritis (34,18%), diabetes melitus (12,32%), penyakit jantung  (8,5%), dan masalah gigi dan mulut (87,6%). Pada dasarnya penyakit yang diderita lansia jarang dengan diagnosis tunggal, melainkan hampir selalu multi diagnosis. Masalah gigi dan mulut yang diderita lansia adalah karies (gigi berlubang), gusi bengkak, gusi mudah berdarah,  gigi goyang, gigi hilang karena tanggal sendiri atau dicabut karena goyang, ,serta penggunaan gigi tiruan lepasan yang menimbulkan masalah.

 

Kehilangan gigi pada lansia berdampak pada banyak persoalan, seperti dampak psikologis malu, kurang percaya diri, tegang, kehilangan selera makan, malnutrisi, kesulitan berbicara, tidak memiliki teman, konsentrasi terganggu, hingga tidak dapat bekerja secara total. Adapun tujuan umum penanganan kesehatan gigi, mulut dan tulang pada pasien lanjut usia adalah mengurangi bakteri melalui menjaga kebersihan mulut dengan cara yang benar dan tepat. Uji klinis pada lansia menunjukkan bahwa perkembangan penyakit periodontal dapat dicegah atau dihentikan dengan kontrol  plak.

Selain menjaga lesehatan gigi dan mulut, juga penting untuk menjaga kesehatan tulang pada lansia. Hal ini dapat dilakukan melalui gerakan senam lansia. Program pembinaan kesehatan pada lansia yang  berupa program senam lansia untuk membentuk lansia yang sehat dan dinamis, yaitu mempunyai kemampuan gerak, mampu mendukung segala kegiatan dan kreativitas bagi peningkatan kesejahteraan hidup lansia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun