Secara keseluruhan, artikel "Process and Reality in Information Systems Benefit Analysis" memberikan wawasan mendalam tentang tantangan dalam mengidentifikasi manfaat sistem informasi. Dengan ketidakpastian yang sering kali mendominasi proses ini, organisasi harus berupaya menggabungkan intuisi dan analisis yang lebih sistematis dalam menilai manfaat IS. Model yang diajukan oleh Changchit et al. (1998) memberikan panduan praktis yang bisa diadopsi oleh organisasi untuk memperbaiki cara mereka mengevaluasi proyek SI. Di samping itu, pentingnya persuasi dalam membangun komitmen terhadap proyek tidak dapat diabaikan.
Implikasi dari penelitian ini sangat jelas: perusahaan perlu lebih memperhatikan bagaimana mereka mengidentifikasi dan mengevaluasi manfaat IS, mengurangi ketergantungan pada perkiraan intuitif semata. Penggabungan teknik evaluasi yang lebih kuantitatif dan fokus pada partisipasi pengguna dapat membantu meningkatkan akurasi perkiraan manfaat. Pada akhirnya, investasi teknologi informasi dapat lebih tepat sasaran dan sesuai dengan harapan produktivitas yang diinginkan.
Dengan investasi yang signifikan dalam teknologi informasi di berbagai perusahaan, mencapai hingga 50% dari pengeluaran untuk peralatan tahan lama, seperti yang dilaporkan Loveman (1991), penelitian ini menjadi lebih relevan dari sebelumnya. Manfaat SI harus diukur dan diprediksi dengan lebih baik agar organisasi dapat memperoleh hasil yang optimal dari investasi mereka.
Referensi
Changchit, C., Joshi, K. D., & Lederer, A. L. (1998). Process and reality in information systems benefit analysis. Information Systems Journal, 8(3), 145-162. https://doi.org/10.1046/j.1365-2575.1998.00031.x
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI