Mohon tunggu...
Deddy Huang
Deddy Huang Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Marketing Enthusiast | Blogger | Food and Product Photographer

Memiliki minat di bidang digital marketing, traveling, dan kuliner. Selain itu dia juga menekuni bidang fotografi sebagai fotografer produk dan makanan. Saya juga menulis di https://www.deddyhuang.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ramadan Indah Itu Tidak Ada

3 Juni 2018   14:57 Diperbarui: 3 Juni 2018   15:15 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : pixabay.com

Allahu Akbar

Allahu Akbar

Wallahu Akbar

Laa illaha ilallaahu

Walillaahil hamd

Suara musik dari speaker masjid sebelah rumah saya lumayan kencang. Dentum beduk berirama cepat membuat jantung saya serasa ikut senang menyambut idul fitri. Malam takbiran yang saya ketahui adalah momentum bagi muslim untuk menyatakan kemenangan setelah selama satu bulan berpuasa menahan haus dan lapar. 

"Tok.. tok.." sebuah ketukan di pintu rumah saya. Saat itu saya segera melihat siapa gerangan orang yang sedang mengetuk pintu rumah.

"Maa...." Teriak saya saat itu. Ibu masih menggenakan daster langsung keluar menyambut kedatangan tetangga depan rumah. Saya melirik dari balik badan ibu, tetangga depan rumah saya datang sambil membawa rantang lengkap dengan ketupat. Dalam hati saya saat itu saya berteriak girang. Tidak beberapa lama, ibu saya masuk ke dalam sambil membungkuskan kerupuk untuk diberikan kepada tetangga yang memberikan kami ketupat dan opor ayam.

"Makasih yo, Ayuk," seru saya girang.

Sepuluh menit kemudian, tetangga samping rumah juga datang memberikan buah tangan yang sama yaitu ketupat dan opor ayam masakan mereka. Malam itu kami mendapat banyak ketupat dan opor ayam dari para tetangga dekat. Inilah kenangan indah masa kecil saya yang sulit untuk saya lupakan.

Sulit sekali untuk saya lupakan kenangan Ramadan itu hingga sekarang. Walau sekarang saya sudah tidak merasakan Ramadan itu indah. Saya sudah tidak menemukan suasana Ramadan seperti pada saat masa kecil. Kehidupan orang-orang mulai tak peduli dengan tetangga terdekatnya.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun