Mohon tunggu...
urwatul wusqo
urwatul wusqo Mohon Tunggu... Lainnya - astagfirullah

Alhamdulillah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Tukang Pijat Keliling

28 November 2020   09:40 Diperbarui: 28 November 2020   09:40 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 Kisah seorang ibu yang  memilik 2 orang  anak laki laki  dari suaminya pertama dan 1 anak perempuan dari suaminya kedua. Dari suaminya yang kedua ia adalah istri kedua karena suaminya berpoligami.ia mengaku tidak pernah mendapatkan keadilan dari suaminya ,juga jarang di nafkahi. Tetangganya   mempercayai prihal itu karna ia juga sering berantem serta di pukul oleh suaminya tanpa malu di liat oleh tetangganya.

ia bekerja sebagai tukang pijat  untuk memenuhi kebutuhannya dan anak anaknya sehari hari, ia bisa mendapatkan uang 200 ribu dan beberapa kilo beras dari hasil pijatnya .ia terkenal sebagai tukang pijat yg handal sehingga banyak yang mencarinya ,kadang ketika suaminya berada di rumah  ia tak memenuhi  panggilan pijatnya karena suaminya pasti akan memarahinya .ia memiliki riwayat penyakit stroke dan darah tinggi sehingga ia sempat   di rawat di rumah sakit kabupaten beberapa kali .ketika ia sakit suaminya tidak mau membiayai pengobatannya ,ia menggunakan tabungan hasil kerjanya sebagai tukang pijat selama ini.rumah  keluarganya jauh dari rumah tempat ia tinggal serta jarang berkomunikasi dengan mereka.sehingga tatkala ia di rawat di rumah sakit ia hanya di temani oleh anak perempuan nya yang baru masuk SMP karena suaminya tidak perduli dengannya.ia tak berkecil hati ,ia selalu berusaha untuk sembuh untuk mengurus ketiga anaknya.

Beberapa bulan setelah keluar dari rumah sakit keadaannya semakin membaik tidak pernah terkena stroke lagi dan kembali melakukan aktivitasnya sebagai tukang pijat keliling  .pada suatu hari penyakit darah tingginya kambuh ia pergi ke rumah tetangganya untuk meminta obat sejenis sayur yang di duga ampuh menormalkan darah.sampai sore hari menjelang magrib ia masih di rumah tetangganya bersendau gurau sambil makan ubi rebus dan meminum secangkir kopi. adzan magrib berkumandang akhirnya ia pulang ke rumah. Setelah isya' anaknya pertama pergi ke rumah temannya karena jarang tidur di rumah.anaknya yg kedua  dan ketiga di rumah berantem mempe,rebutkan handphone.karena tak mau meminjamkan handphonenya si bungsu pergi ke rumah tetangganya di selatan rumahnya,rumah itu adalah rumah yang ku tempati dan ibuku saat ini.karena tak di pinjamkan handphone sang kakak marah dan membuang alat masak ibunya .ibunya pun marah dan pergi ke mangambil handphone secara paksa  dari anak bungsunya serta memberikan kepada anak laki lakinya .kemudian ia kembali ke rumahku  tempat anak bungsunya tadi.

Beberapa menit kemudian  ia duduk di samping ku dan ibu sambil  berkata : seadainya aku meninggal dunia siapa yang akan merawat dan memenuhi kebutuhan mereka ,( dengan suara terbata bata dan sulit di lontarkan) karena keluarganya yang jauh darinya.aku dan  ibuku mendengar perkataanya heran melihat caranya berbicara dengan kondisi mulut yang tiba tiba miring 180 derajat.ibuku berkata: sepertinya penyakit strokenya kambuh , ibu ku meminta ku mengambil segelas air untuknya ,yang akrab ku panggil nenek,aku memberinya segelas air minum, kemudian ia minum sambil memukul kepalanya serta mengeluh kesakitan,ia berdiri dan berjalan ke arah pintu seperti kondisi seorang yang sedang minum minuman keras  berjalan tak karuan sambil membawa gelas.aku yg melihatnya khawatir ia akan terjatuh .aku pun menuntutnya ke pintu rumahku ,sebenarnya aku juga gak tau kenapa ia ke arah pintu . sesampai di pintu, ia duduk dan  menyiram kepalanya dengan sisa air minumnya  tadi .saat aku mencoba membangunkannya untuk kembali masuk ke dalam rumah, ia sudah tak mampu berdiri dan berbicara .ia hanya menyebut nama anak sulungnya dengan penuh kesulitan .anak bungsunya yang melihat keadaan ibunya saat itu langsung menangis ,dan pergi mencari kedua kakaknya.aku dan ibu ku  mengangkatnya masuk ke dalam rumah , kemudian ibu ku memanggil pak RT dan tetangga lain untuk menenangkan kondisinnya.serta menelpon suaminya yang saat itu berada di rumah istri pertamanya  untuk segera datang .

Setelah kedua anak laki-laki nya datang ,mereka menangis melihat kondisi ibu mereka saat itu , menyesal telah membuat ibu mereka  marah gara gara rebutan handphone sehingga emosi ibunya tidak terkendalikan yang menyebabkan penyakit strokenya kambuh .tak lama kemudian suaminya  dating dan langsung membawanya ke rumah sakit kecamatam bersama kedua anak laki-lakinya.

Malam itu, ib ku tidak tertidur lelap karena kepikiran dengan keadaannya yang telah banyak membantu dan menemaninya ketika aku sekolah tak berada di rumah .ibu ku menelpon anaknya yang  menemaninya di rumah sakit.ternyata ia belum sadar kan diri dan harus di pindahkan ke rumah sakit kabupaten .ia pun di pindahkan ke rumah sakit kabupaten di temani kedua anak laki-lakinya,suaminya yang tadi menemaninya, pulang ke rumahnya tanpa memperdulikan keadaan istrinya.

Dokter di rumah sakit menyarankan agar mendoakan  dan membaca ayat ayat Al Qur'an agar ia cepat sadarkan diri .ibuku di minta oleh anaknya untuk datang besok pagi dengan membawa selimut yang tebal untuk ibunya.tepat pukul 05 30 anaknya menelpon ibuku dan mengabarkan bahwa ibunya telah meninggal dunia ,sebelum ia menghembuskan nafas terkahir  ia memanggil nama anak sulungnya yang duduk di sampingnya.tetangga dan orang orang yang mengenalnya hampir tidak percaya mendengar berita duka tersebut . Kemudian ia di pulangkan ke rumahnya dan di makamkan di pemakaman terdekat di desa ku .

Tak ada yang tau, kapan datangnya ajal menjemput  kita untuk kehidupan yang abadi , tidak ada yang dapat mengahalangi  ketika sang pencipta telah berkehendak demikian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun