Di sebuah negeri tetangga bangsa manusia, ada Kerajaan Koalisi, yang dihuni habitat Macan yang telah berevolusi menjadi macan ( yang sesungguhnya) TAK BERTARING, tapi BERTANDUK PUTIH, berbulu KUNING berekor tikus, berdagu panjang dan berkarakter CAKIL, yang sangat terlatih untuk lakukan Infitrasi dan membaur ditengah - tengah bangsa manusia dan sangat piawai mencari dan menyembunyikan santapan favorit mereka.....berupa uang pajak dan dana ibadah haji bangsa manusia.
Saat fajar....mereka tampak guyub dan selalu berjema'ah sembari berkubang di danau LUMPUR LAPINDO, untuk sekedar menunjukkan pada bangsa manusia; bahwa mereka punya KORSA, SOLID dan PERMANEN.......
( Namun aroma lumpur tetap melekat di tubuh mereka dan sedemikian menyengat di hidung bangsa manusia)
.....sesekali mereka bermetamorfosis menjadi makhluk berseragam kemanusiaan dan menutupi TANDUK PUTIHnya dengan peci hitam.....berorasi diberbagai mimbar, dengan paparan yang cerdas seperti seorang Guru Besar di Universitas ternama di negeri seberang Jawa Dwipa....yang selalu lantang bicara nilai2x AMANAT NASIONAL, KEADILAN SEJAHTERA, berorasi tentang moral, ideologi dan niat membangun bangsa manusia.....
....bukan hanya berniat membangun, bahkan mereka berniat MEMPERBAIKI bangsa manusia...............................
............sedemikian (tampak) mulianya mereka...........
Menjelang senja.......mereka menyamar dengan mengenakan baju batik, agar tetap disangka manusia saat tertangkap kamera media massa........dan senja itu mereka tampak terburu - Â buru kembali ke sarang koalisinya dan berkumpul dengan seluruh tokoh di habitatnya..........................................................................................
.......kasak kusuk....menyusun kekuatan....mengatur siasat......agar besok pagi....mereka dapat tampil berjubah Manusia setengah Dewa (19 ).......bercerita tentang dongeng heroisme "BARET MERAH" agar tampak patriotis.
.....padahal pesan yang disampaikan hanyalah syair - syair yang bersumber dari naskah - naskah palsu, gubahan pujangga SURYA yang tak patuh pada DHARMA, apalagi mau berderma ? ?....seperti halnya ALI sang petinju legendaris bangsa manusia.....yang diusia senjanya terus berderma tanpa melanggar Dharmanya.
Setelah bertahun - tahun bersandiwara.....dan saat lelah mendera,.....mereka melepaskan lelahnya....dengan menunggangi BURUNG MERAHNYA menuju Thailand....atau ....bercinta di Maladewa....sambil berfoto selfie dengan boneka panda........diiringi tembang Roman Picisan gubahan paraDEWAnya.
Salam 3 Jari !!!
Duta ko henk Angkasa' 4927