Mohon tunggu...
Hery Syofyan
Hery Syofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Banyak baca dapat menambah cakrawala pola pikir kita....suka bola & balap..

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Indonesia Masih Bisa Gelar MotoGP?

4 Februari 2016   20:48 Diperbarui: 4 Februari 2016   22:47 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto : www.pricebook.co.id

Batas akhir bagi Indonesia untuk dapat menuntaskan masalah administrasi seperti masterplan dan kontrak per tgl 31 Januari 2016 lalu sudah lewat dan ternyata Indonesia memang belum bisa memenuhi semua persyaratan diminta pihak Dorna tersebut. Indonesia masih dipusingkan dengan di mana balapan tersebut akan berlangsung karena sesuai rencana awal yang akan menggunakan Sirkuit Sentul kini menjadi mentah kembali terkait dengan penolakan pengunaan dana APBN bagi pihak swasta. Beruntung untuk itu masih ada berita gembiranya walaupun Indoensia sudah melewati tenggat waktu yang ditetapkan namun masih diberi kesempatan oleh Dorna untuk dapat  menggelar MotoGP tersebut dan kalaupun nanti tetap gagal/batal di tahun 2017 ini, pihak Dorna masih member kesempatan untuk jadi tuan rumah di 2018 nanti.

Kemaren, Rabu (3/2/2016) seperti yang diberitakan. Kemenpora kembali melakukan pertemuan dengan perwakilan Dorna guna membahas persolan penunjukan Indonesia sebagai menjadi salah satu venue balapan paling bergengsi itu, dan hasilnya Indonesia masih diberi tenggat waktu tambahan untuk dapat menuntaskan semua bentuk persyaratan diberikan tersebut. Hanya saja dengan catatan bahwa pemerintah Indonesia harus kembali melakukan penandatanganan ulang Letter of Intent (LOI) dengan pihak Dorna.

"Prinsipnya mereka memahami permasalahan yang ada di Indonesia dan MotoGP tetap lanjut 2017. Itu dulu yang kami pegang, dan LOI yang kemarin ditandatangani pak Menteri (Imam Nahrawi) sudah otomatis tidak berlaku lagi, harus ada LOI baru," terang Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora Gatot S. Dewa Broto, usai melakukan pertemuan dengan Manajer Direktur Even Area Dorna Sport, Javier Alonso, di Jakarta.

Terkait dengan permasalahan lokasi sirkuit sebagai pengganti Sentul, sampai saat ini pihaknya pihak kemenpora menyatakan masih mengkaji lahan mana yang akan digunakan. "Tadi pembahasannya belum detail soal sirkuit. Kami cuma menjelaskan kalau sirkuit Sentul memang tidak bisa dipakai. Ini akan ada pembahasan lebih lanjut lagi. terpenting sudah ada green light dari Dorna," katanya. Sesuai rencana setelah pertemuan dengan Dorna ini Menpora akan langsung melaporkannya kepada Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani. Dan setelah itu baru melaporkan langsung kepada Presiden RI Joko Widodo.

Sementara itu terkait dengan polemik persoalan sirkuit ini. Menejemen Sentul tetap menegaskan kesiapanya untuk menjadi venue motoGP Indonesia nanti dan akan melibatkan pihak swasta sebanyak-banyaknya, sehingga tidak membebani keuangan negara. Seperti yang disampaikan advisor Sirkuit Sentul, Irawan Sucahyono, dalam menanggapi sikap Dorna yang memberikan toleransi bagi Indonesia untuk tetap menghajat event MotoGP 2017-2019.


"Ini menunjukkan bahwa Dorna memang sudah naksir sama Indonesia, karena selama ini hubungan yang terjalin sudah baik. Fleksibilitas dari mereka itu merupakan poin yang mempermudah Indonesia," tutur Irawan

"Oleh karena itu, yang kedua adalah, Indonesia jangan sampai terlena (dengan kebaikan Dorna itu). Ini soal profesionalisme. Kita pun harus mengambil tindakan-tindakan untuk mengimbangi keinginan mereka. Kalau tidak, nanti mereka bisa merasa tidak dihargai."

sumber foto : www.szaktudas.com

Dan mengenai seperti apa kesiapan sirkuit Sentul, dikatakan sama seperti konsep yang pernah diajukan kepada Kemenpora beberapa waktu yang lalu "Intinya, event ini dikerjakan oleh swasta, yang kita undang untuk berinvestasi demi kemajuan olahraga di tanah air. Kami sangat yakin, banyak kok swasta yang mau terlibat. Dan semua perhitungan bisnisnya juga sudah kita rancang, termasuk misalnya soalnya pengembalian (investasi) itu, yang mana maksimal tiga tahun, dan ujung-ujung menguntungkan buat semuanya, karena selama tiga tahun itu 'kan bisa menggelar event-event lain, tidak cuma MotoGP yang ibaratnya gong besarnya,"

"Renovasi sirkuit itu sudah jadi urusan kami, tanggung jawab kami, dan akan kami kerjakan dengan pembiayaan murni dari swasta. Khusus untuk MotoGP 2017 kami sebenarnya bahkan sudah sign kontrak dengan perancang sirkuit paling terkenal di dunia, Hermann Tilke. Bayarannya mahal, 1 juta euro, dan kami (Sentul) sudah panjar 200 ribu euro. Tilke sendiri yang mengatakan, dia siap mengubah Sentul menjadi sirkuit dengan Grade 1A, yang mana itu berarti Sentul bisa diubah lagi menjadi sirkuit yang bisa menghajat balapan sekelas MotoGP dan Formula 1. Jadi, jangan dilihat sekarang, tapi lihat Sentul ke depan," kata Irawan.

Hal itu dikatakan, karena sesuai dengan Letter of Intent (LOI) yang sudah ditandatangani pemerintah dan Dorna beberapa waktu lalu itu. Dijelaskan bahwa Dorna akan mulai mengecek sirkuit yang terpilih pada bulan Juni nanti, sementara bulan September sirkuit tersebut harus sudah mencapai minimal progressnya di atas 50%, karena pada bulan November mereka (Dorna/FIM) akan mengeluarkan kalender balapanya untuk musim 2017. Jika ternyata belum siap juga tentu Indonesia akan dicoret.

Menejemen Sentul juga menegaskan bahwa negara tetap harus menjadi pendamping. Karena event ini mengatasnamakan negara/pemerintah apa lagi ada hal-hal teknis terkait dengan fasilitas yang memang memerlukan campur tangan dari pemerintah.

"Itu sebabnya, namanya adalah MotoGP Indonesia, MotoGP Italia, MotoGP Qatar, dan lain-lain. Kalau ada MotoGP Jerez, MotoGP Catalunia, atau MotoGP Valencia, misalnya, itu karena kerja samanya juga dengan pemerintah daerah-daerah tersebut."

Karena itulah maka promotion fee  akan tetap menjadi tanggungan pemerintah sebesar 7 juta euro per tahun dan itu pun masih ada kelonggaran dari pihak Dorna : 50% dibayarkan dua bulan sebelum event, sisanya dua bulan setelah penyelenggaraan.

Selanjutnya advisor Sirkuit Sentul, Irawan Sucahyono juga menjelaskan bahwa "Pada pertemuan-pertemuan awal di pertengahan 2015, MotoGP ini sebenarnya ditawarkan Dorna kepada Kementerian Pariwisata, sebagai bagian dari program promosi Indonesia. Bahwa kemudian dialihkan kepada Kemenpora, itu hal yang sangat wajar, karena memang ada unsur olahraganya di situ. Makanya, ketika event ini diputuskan sebagai programnya pemerintah, sejak awal rapat-rapat MotoGP juga selalu dihadiri oleh perwakilan dari berbagai institusi terkait, seperti Kemsesneg, Kemendagri, KemenPUPera, Bekraf, BKPP, dan lain-lain, untuk mendapatkan konsep terbaik," papar Irawan.

Jadi sekali lagi ditekankan bahwa menejemen sirkuit Sentul tetap menegaskan kesanggupannya. Hal-hal yang menjadi ranahnya pemerintah adalah yang sifatnya "memfasilitasi".seperti "Keamanan, misalnya, itu 'kan ranahnya negara, karena tidak mungkin dilakukan oleh swasta. Soal cukai, misalnya, karena akan ada banyak sekali logistik yang harus masuk ke Indonesia. Di situ pemerintah dapat memudahkan memfasilitasi, karena itu memang ranahnya mereka." serta menambahkan "Intinya, jika dipercaya pemerintah, Sentul siap. Bersama swasta, bergandengan tangan dengan pemerintah, kami siap memberikan yang terbaik untuk gelaran MotoGP Indonesia ini,"

 

sumber foto : www.blogotive.com

Dengan melihat apa yang sudah ditulis diatas khususnya mengenai pertemuan Kemenpora dan Dorna kemaren serta berubahnya sikap sentul. Apakah kita masih bisa berharap Indonesia Masih Bisa Gelar MotoGP? Sesuai judul tuilisan diatas? Sementara dengan gencarnya pemberitaan Indonesia akan jadi tuan rumah motoGp ini membuat masyarakat Indonesia menjadi semakin akrab dengan dunia MotoGP dan ditambh lagi dengan seringnya para pebalap Top MotoGP mampir ke sini seperti Rossi, Lorenzo, Dani Pedrosa, Marc Marquez, Pol Espargaro dll.

Bahkan sebagian dari mereka sudah mulai mondar-mandir datang ke negeri ini untuk menghibur penggemarnya. Seperti minggu lalu Rossi muncul di Bali untuk memperkenalkan motor barunya. Dan minggu depan Pedrosa dan Marquez juga direncanakan ke Jakarta akan kembali menyapa fans Indonesianya di Sirkuit Sentul.

Atau apakah kita juga akan menghilangkan kesempatan branding atau promosi sebagai negara penyelenggara, dengan menjadikan ajang motoGP ini sebagai salah satu "jendela" promosi keindonesiaan kepada Dunia, untuk menarik wisatawan, investor? karena memang seperti diketahii dengan menjadi tuan rumah event sebesar MotoGP ini  tentu negara penyelenggara akan mendapat ruang expossure internasional yang sangat besar.

Memang penyelenggaraan balapan di sebuah negara penyelengara hanya satu kali dalam satu tahun (musim), tapi MotoGP itu sendiri akan berlangsung selama sembilan bulan yang sama artinya dengan ekspos bagi setiap tuan rumah pun akan kontinyu tampil di sepanjang tahun/musim, dan pertanyaan berikutnya apakah kita cukup bangga hanya dengan adanya moto/selogan dimotor para pembalap seperti "Semakin di Depan", yang mejeng di motor Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo atau Dani Pedrosa dan Marc Marques dari tim Repsol Honda yang lekat dengan kata "Satu Hati", walaupun belakangan mereka menerjemahkannya menjadi "One eart"………tentu semuanya kita kembalikanya kepada para Decision Maker di Negri ini……… selamat menikmati.

 

Borneo 04 JAnuari 2016

Salam Olah Raga

 

 

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun