Mohon tunggu...
Inovasi

Berkat Kurio, Saya Bisa Menulis Opini dengan Baik

5 September 2017   01:17 Diperbarui: 5 September 2017   11:50 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanggal 02 Agustus 2017 lalu, Bupati Pamekasan ditangkap KPK menjadi berita terhangat Kurio untuk lokasi Jawa Timur. Bagi masyarakat yang bukan berasal dari Madura atau yang berlokasi di luar Jawa Timur, berita ini tidaklah penting. Tak banyak orang tahu siapa Ahmad Syafii, Bupati Pamekasan yang kena tangkap tangan saat itu. Terbukti tak ada satupun media nasional yang mengangkat berita ini sebagai headlinenews. Semua media lebih banyak mengangkat keputusan Hary Tanoesoedibjo sebagai ketua Perindo berbalik arah mendukung Jokowi. Beruntung ada fitur Kurio yang bisa memilih berita sesuai lokasi, maka info tertangkapnya Bupati Pamekasan tersebut bisa saya dapatkan secara lengkap.

Buat saya berita tertangkapnya Bupati Pamekasan lebih menarik dari berita headline lainnya. Mengapa? Sebab saya orang Madura. Lahir, besar, dan tinggal di Madura. Keluarga besar saya tinggal di sana, hanya saat kuliah dan setelah menikah saya lantas tinggal di Jawa Barat. Maka berita yang menyangkut tentang kampung halaman sangat menarik untuk diikuti.

Sebagai orang asli Madura dan paham akan perpolitikan di sana, saya merasa perlu untuk menuliskan opini tentang apa yang terjadi. Untuk menulis opini tersebut, saya tidak pernah merujuk dari satu sumber, sebaliknya saya harus membaca dari berbagai sumber agar pandangan yang ditulis tidak timpang sebelah. 

Tentunya sudah menjadi rahasia umum, jika banyak media yang berafiliasi dengan partai atau dibawah kepentingan kelompok tertentu. Maka membaca kabar dari Kurio adalah pilihan saya. Tinggal pilih lokasi atau search dan tulis info apa yang kita ingin baca, maka dalam sekejap muncul tautan berita tersebut. Tak perlu ragu apakah beritan atau tidak, sebab Kurio sudah memfilternya. Berbeda jika kita mencari dengan Google atau mesin penelusuran lainnya, laman pertama yang muncul belum tentu media mainstream. Banyak situs berita abal-abal yang muncul dan info hoax bertebaran.

Dari berita Kurio itulah saya lantas menulis pandangan tentang tertangkapnya Bupati Pamekasan, Ahmad Syafii. Artikel yang saya tulis berjudul " 2 Bupati Madura  Dianggap Kyai, Tertangkap KPK karena Korupsi", dan diterbitkan di salah satu portal opini. Artikel tersebut banyak dibagikan dan mendapat respon positif dari kalangan netizen.

Fitur berita berdasarkan lokasi ini memang sangat penting. Seperti pengalaman saya di atas, tidak semua orang ingin membaca berita yang sedang trending di media nasional. Kemarin misalnya (hari Jum'at tanggal 1 Sepetember 2017). Berita yang menjadi headline semua portal berita adalah kasus supporter yang tewas akibat petasan saat menonton liga persahabatan Indonesia-Fiji dan pernikahan Hamish-Raisa. 

Saya hanya membaca sekilas berita tersebut, sekedar tidak kudet alias kurang update. Berita yang terus saya ikuti adalah kemacetan lalu lintas di tol Cikarang. Info tersebut penting, sebab saya dan keluarga berencana berlibur ke Lembang-Bandung. Karena lokasi saya di Jawa Barat, maka berita yang tampil otomatis langsung disesuaikan. Dari berita itulah saya bisa mempertimbangkan jam berangkat agar tidak terjebak macet panjang.

Tak hanya berdasar lokasi tempat tinggal, melalui Kurio kita juga bisa mengikuti berita dari daerah lain. Saya kerap membaca berita dari Papua dan Nusa Tenggara untuk sekedar tahu apa yang terjadi di sana. Toko Rakyat, misalnya yang berdiri di beberapa distrik Papua, sebagai bentuk komitmen pemerintah mengurangi kemiskinan, menjadi hal menarik untuk diketahui. Berita seperti ini susah didapat jika kita hanya mengakses salah satu situs berita. Berbeda dengan Kurio, yang merangkum berita dari banyak sumber, maka info-info daeri daerah paling pelosokpun mudah kita dapat.

Kurio tak hanya membuat berita dari sudut mainstream, tapi juga mengklarifikasi berita hoax yang beredar. Kasus pembantaian etnis Rohingya di Myanmar, misalnya. Di dinding laman Facebook saya banyak beredar meme dan foto korban Rohingya. Terlihat warga Rohingya terbunuh dan terdampar di sebuah pantai. Ada pula korban keberingasan militer sampai korbannya tergeletak di sebuah pohon. Foto mengenaskan tersebut di share ribuan kali oleh para netizen, dan mereka yang membagikannya menambah tulisan propaganda untuk memperkeruh isu SARA. Mungkin awalnya berniat simpati dengan para korban, yang terjadi justru adanya gejolak antar umat Islam dan Budha.

img-20170905-wa0000-59ad97aa5e1373051440d9d4.jpg
img-20170905-wa0000-59ad97aa5e1373051440d9d4.jpg
Setelah saya membaca berita dari berbagai sumber di Kurio, saya mendapat info bahwa foto-foto korban Rohingya tersebut hoax. Yang membuat foto itu beredar luas, karena yang memposting pertama kali justru Wakil Perdana Menteri Turki. Duh, pemimin negeri saja bisa terkena hoax, apalagi yang bukan? Foto tentang korban yang bergeletakan di pantai ternyata adalah korban Topan Nargis tahun 2008 di Myanmar, sedangkan mayat yang tergelantung di pohon adalah korban tsunami Indonesia. Entah apa yang terjadi jika saya tidak mengakses Kurio, dan percaya dengan berita yang beredar di media sosial, mungkin saya sudah ikut-ikutan menyebarkan info hoax.

Kurio tak hanya menyajikan berita politik, berita hiburan yang ditampilkan juga selalu asyik. Sumbernya antara lain dari idntimes, hipwee, dll. Seperti yang kita tahu bahwa berita hiburan itu lebih banyak ditulis oleh penulis lepas. Jadi secara tidak langsung Kurio mengangkat view para penulis lepas, semakin banyak yang mendownload Kurio, semakin besar pula penghasilan si penulis lepas tersebut. Besar harapan saya agar Kurio kedepannya bisa membuka kesempatan bagi para penulis untuk menerbitkan artikelnya, agar berita yang ditampilkan semakin variatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun