Mohon tunggu...
Hotman Nainggolan
Hotman Nainggolan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pegiat Marketing Persahabatan,Fasilitator dan Konsultan

Penulis,Pegiat Marketing Persahabatan, Penulis, fasilitator/pengajar dan Konsultan. Penulis buku "Anak Kampoeng dari RoeraBagas" dan "Beyond Marketing Persahabatan". Jangan lupa kunjungi facebook saya"Marketing Persahabatan Society" untuk mendapatkan tips-tips dalam Marketing Persahabatan dengan DNA C2N. Saat ini tinggal di rumah inspirasi "Sopo RoeraBagas"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

New Normal Era, Kita Berada di Kapal yang Sama di Tengah Badai Covid-19

28 Mei 2020   14:04 Diperbarui: 28 Mei 2020   14:22 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Chowan1 on Pinterest

Hal ini tentu hanya bisa dicapai jika fase demi fase dalam kajian pemulihan ekonomi yang dibuat kementrian Perekonomian dalam rangka New Normal serta persyaratan aturan Protokol Kesehatan yang ditetapkan dalam New Normal ini bisa dijalankan dengan tertib dan disiplin. Dalam hal ini pemerintah sebagai regulator harus mengawasi dengan ketat pelaksanaannya dilapangan. Jika tidak maka pandemic Covid19 ini akan menjadi ancaman yang serius terhadap krisis kesehatan dan krisis ekonomi yang berkelanjutan yang bisa mengarah kepada krisis social dan kekacauan.

Menurut peneliti Kajian Visi Teliti Seksama (VTS) M.Widyar Rahman, Covid19 di Indonesia diperkirakan baru akan mereda Juni 2020. Namun dengan melihat realitas dilapangan pasca dilonggarkannya ketentuan PSBB dan masih banyaknya masyarakat yang melanggar ketentuan PSBB ini akan memperpanjang durasi redanya Covid19 ini. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa dengan melihat masih tingginya pelanggaran PSBB, rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengikuti himbauan physical dan social distancing maka  diperkirakan sehabis Hari Raya Idul Fitri akan bertambah secara signifikan jumlah yang terpapar Covid19 (positif Covid19).

Kalau demikian halnya, proses pemulihan ekonomi Indonesia diperkirakan akan semakin lama, disaat banyak negara sudah keluar dari masa penyebaran Covid19 ini dan melangkah kepada pemulihan ekonomi, kita di Indonesia masih disibukkan dengan upaya mencegah penyebarannya. Ini bukanlah sebuah cerminan ketakutan, tapi lebih kepada kewaspadaan bersama dalam menyikapi New Normal program ini.

Krisis Kesehatan dimasa Covid19

Berdasarkan berita diberbagai media dapat  kita ketahui dan melihat bahwa banyak fasilitas fasilitas umum saat ini direnovasi untuk menjadi Rumah Sakit Darurat penanganan Covid19 (sebut saja misalnya wisma atlet Kemayoran dan beberapa gedung sekolah/hotel yang digunakan sebagai tempat penanganan pasien Covid19), berita mengenai kekurangan Masker, kurangnya pasokan  sanitazer, APD bagi tenaga medis dan perawat, Ventilator sampai hilangnya dipasar (mungkin karena habis) suplemen Vitamin C yang bisa dikonsumsi masyarakat untuk menambah daya tahan tubuh merupakan fakta yang tak terbantahkan lagi selama masa Pandemi Covid19 ini.

Dampaknya adalah ketersediaan Rumah sakit untuk penanganan penyakit lain semakin terbatas, focus dokter/paramedis dan rumah sakit lebih banyak kepada penanganan pasien Covid19 dibanding pasien penyakit yang lain. Kondisi kejiwaan masyarakat begitu mencekam yang menimbulkan ketakutan yang berlebihan (paranoid), saling curiga yang meningkat dan hubungan sosial yang semakin jauh, seperti misalnya orang takut bersilaturahim, takut menjenguk/besuk orang yang sedang dirawat di Rumah Sakit atau di rumah sendiri, takut dalam melayat orang meninggal, penolakan pasien meninggal diberbagai tempat dan krisis sosial lainnya. Hal ini semua membuat masyarakat kita menjadi sedikit pesimis dan panik dalam menghadapi kehidupan di era Covid19 ini.

Selamat Datang New Normal Era.

Presiden Joko Widodo dalam  pernyataan resminya di Istana Negara tgl 15 Mei 2020  mengatakan bahwa; "Memang Kehidupan sudah pasti berubah dalam mengatasi resiko wbah ini, itu sebuah keniscayaan. Itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai New Normal atau Tatanan Kehidupan Baru".

Dilihat dari perpektif Ekonomi, tujuan dari kebijakan New Normal ini adalah untuk membuka kembali aktivitas ekonomi, menyelamatkan kehidupan ekonomi masyarakat dengan memberikan kelonggaran kepada masyarakat untuk melakukan aktifitas ekonomi diluar rumah guna  menggerakkan kembali roda ekonomi yang selama ini hampir lumpuh.

Berdasarkan Kajian Kemenko Perekonomian, ada 5 fase masa pemulihan ekonomi dalam masa New Normal dimaksud, yang dimulai dengan fase pertama tgl 1 Juni 2020 dengan memberikan ijin beroperasi industry dan jasa Bisnis to Bisnis dengan tetap mematuhi social distancing dan protokol kesehatan sampai fase kelima yang diperkirakan akhir July /awal Agustus 2020 dengan target seluruh aktivitas kegiatan ekonomi telah dibuka/diijinkan beroperasi dengan tetap mematuhi aturan protokol kesehatan/kebersihan yang ketat.

Setiap fase ini merupakan kelanjutan dari fase sebelumnya dan keberhasilnya tetap dengan prasyarat semua pihak mengikuti dengan disiplin aturan protokol kesehatan yang telah ditetapkan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun