Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Bersih, Berdaya, dan Bestari: Transformasi Berkelanjutan dari Transjakarta

3 Maret 2024   09:27 Diperbarui: 3 Maret 2024   09:41 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anggota Kopaja71 saat sedang asyik memukul-mukulkan palu dalam penghiasan tas ramah lingkungan, sumber: dokumentasi Kopaja71.
Anggota Kopaja71 saat sedang asyik memukul-mukulkan palu dalam penghiasan tas ramah lingkungan, sumber: dokumentasi Kopaja71.
Berbahan dasar alam seperti daun, bunga, dan tangkai, kami disilakan untuk memukulkan bahan-bahan itu (menggunakan palu) pada permukaan tas yang dalamnya telah dilapisi plastik (agar tidak tembus).

Bahan pewarna alami dari remukan alam itu langsung terserap dan menimbulkan warna hijau, merah, dan kuning pada tas, sehingga bila disusun menyerupai pohon, tampak cantik menghiasi tas.

Hasil karya Bu Erry Yulia Siahaan, salah satu anggota Kopaja71, dalam menerapkan teknik pounding ketika menghias permukaan tas dengan bahan dasar alam, sumber: dokumentasi Kopaja71.
Hasil karya Bu Erry Yulia Siahaan, salah satu anggota Kopaja71, dalam menerapkan teknik pounding ketika menghias permukaan tas dengan bahan dasar alam, sumber: dokumentasi Kopaja71.
Kami benar-benar belajar bagaimana hidup yang membuat lingkungan tetap lestari dengan penggunaan bahan-bahan alam. Pada hakikatnya, kontribusi manusia sendirilah yang ambil andil dalam pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan untuk anak cucu.

Gagasan, ide, beserta pelaksanaannya dalam program berkelanjutan Transjakarta (Bersih, Berdaya, dan Bestari) turut menjadi bukti nyata. Terima kasih banyak, Transjakarta dan Sebumi.(*)

Jakarta,

3 Maret 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun