Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Pengarang Cerpen yang Apik adalah Pengamat yang Teliti

28 September 2021   12:46 Diperbarui: 28 September 2021   12:53 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengarang cerpen, sumber: U-Report via Viva.co.id

Barangkali Anda sering bahkan suka menonton acara diskusi di televisi yang membahas apa saja yang sedang hangat diperbincangkan warganet. Diskusi itu lebih menarik jika menghadirkan narasumber andal.

Mereka dibayar untuk berbicara sesuai kapasitas. Di antara mereka, banyak yang berprofesi sebagai pengamat di bidang masing-masing. Membaca, menonton, mengamati, menganalisis, lantas membuat karya berupa hasil amatan berbentuk opini berdasarkan logikanya.

Mereka bisa menjelaskan detail hal-hal yang telah, sedang, dan akan diamati. Barangkali yang telah dan sedang, langsung berdasarkan pengamatan objektif. Sementara yang akan, masih seputar angan-angan, karena imajinasi yang menggambarkan.

Demikianlah cerpen. Sebagian besar cerpen bercerita tentang masa lalu, masa kini, dan masa depan. Ada yang hanya satu. Ada yang dua. Ada pula ketiganya.

Untuk menceritakan itu, pengarang yang apik tentu adalah seorang pengamat yang teliti. Ia tidak akan membiarkan kalimat demi kalimat dalam cerpennya hadir tanpa guna, alias tidak menjelaskan apa-apa. Beberapa hal berikutlah yang biasa diamatinya:

pengamat objek cerita

Pengarang harus tahu salah satu atau beberapa di antara apa, bagaimana, mengapa, kapan, di mana, dan siapa yang hendak diceritakan. Baik subjek maupun objek cerita, kebiasaan, sikap, sifat, dan perilaku yang melekat diamati benar untuk membentuk penokohan.

Ada tiga cara pengamatan: bisa berdasarkan pengalaman pribadi, mengamati langsung objek lain, atau mengarang dengan imajinasi. Masing-masing bisa dicampur atau digunakan sendiri-sendiri.

Ya, jika kita ingin menokohkan seorang lelaki, kita bisa menggunakan kebiasaan kita sesama para lelaki yang tidak jauh beda dalam hal-hal tertentu, semisal: lebih suka menggunakan logika, memilih praktis dalam berpakaian, dan lebih malas dibanding wanita.

Itu bisa ditulis dalam cerpen. Mengamati benar perilaku orang lain juga bisa. Mengarang dengan imajinasi dan menambahkan hal yang tidak biasa dilakukan sangat boleh.  

pengamat alur cerita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun