Saya berpikir penulis punya tanggung jawab untuk menyajikan tulisan yang benar. Seperti pengantar, tulisan tidak bisa dipisahkan dengan bahasa. Penulis perlu belajar membaca Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Penulis pun salah satu penganjur dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Apalagi penulis punya waktu dan ketenangan dalam menulis, sehingga sekiranya bisalah menyempatkan diri menyunting tulisan dan mengecek kebenaran sesuai kaidah, selain memastikan substansinya.
Akhir kata...
Seruan "terus menulis" adalah baik adanya. Menjaga gairah menulis tetap ada dan konsistensi dalam berkarya. Tetapi, jika seruan itu menyajikan penulisan yang tidak benar menurut kaidah yang ada secara terus-menerus, kali-kali saja seruan itu perlu dilengkapi.
Kita tidak sekadar menyampaikan pesan yang kita mau, tetapi juga memberi contoh tulisan yang benar. Syukur, yang benar itu ditiru pembaca. Barangkali seruan itu jika diubah menjadi "terus menulis dan menyunting", lebih baik.
...
Jakarta
20 September 2021
Sang Babu Rakyat