Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Barangkali Seruan untuk Terus Menulis Tidak Lagi Relevan

20 September 2021   00:13 Diperbarui: 20 September 2021   00:53 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis, sumber: sheknows.com via Kompas

Masih ada kaidah lain yang lebih lengkap, tetapi sekiranya tidak semua perlu digunakan dalam satu tulisan. 

Memperbaiki sesuai kaidah bukan tugas editor saja

Kita pasti tahu, orang yang pekerjaannya membenarkan tulisan salah satunya adalah editor. Ia bertugas mempersiapkan naskah sampai siap terbit. Semua dikoreksi sesuai kaidah.

Butuh waktu dan itu tidak sebentar, tergantung berapa lembar naskah yang dikerjakan. Sementara kita, para penulis daring, paling hanya tiga sampai lima lembar.

Tentu, tidak seberat tugas editor dalam menyeleksi. Pernahkah kita memberi perhatian lebih untuk sengaja memeriksa kembali tulisan agar benar sesuai kaidah? Meskipun kita tidak sedang membuat buku.

Kendati muatan tulisan sangat baik dan berguna, pernahkah kita berupaya untuk memberikan contoh tulisan yang diusahakan benar? Sampai di sini, saya jadi ragu bahwa hanya seruan "terus menulis" yang patut digemakan.

Ada potensi orang meniru tulisan kita

Setelah pembaca membaca tulisan kita, apalagi nama kita sudah tenar lantas punya pengikut banyak sehingga semakin banyak pula pembacanya, ada potensi sebagian pembaca dalam menulis meniru tulisan kita.

Pernahkah kita berpikir, bagaimana kalau mereka meniru tulisan yang salah? Maksud saya, yang tidak sesuai kaidah? Bukankah kita mengajarkan yang tidak benar?

Syukur-syukur kalau mereka selektif dan belajar soal kaidah. Saya pribadi bukan orang yang paling tahu tentang kaidah. Saya juga bukan guru Bahasa Indonesia. Tetapi, saya merasa penulis wajib terbeban untuk menyajikan tulisan sesuai kaidah.

Tanggung jawab penulis menyosialisasikan bahasa tulis yang benar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun