Dalam tubuhnya yang sudah kaku, Ia mendekap erat batang pohon. Bibirnya mencium kulit pohon. Pipinya sedikit basah, seperti belum lama dialiri air mata. Akar-akar pohon itu tiba-tiba keluar dari tanah, merambat di sekujur badan lelaki itu seperti sedang memeluknya. Beberapa detik kemudian, batang pohon mengeluarkan cairan kental seperti getah.
Sejujurnya, aku tidak ingin menyebutnya gila. Biarlah tetangga lain yang berpendapat demikian. Barangkali mereka memang lupa, cinta terkadang tidak masuk akal.
...
Jakarta,
18 September 2021
Sang Babu Rakyat