Kebiasaannya mulai dari bagaimana memperlakukan bagian-bagian tubuh (semisal merias wajah, membersihkan badan, cara tersenyum), perihal berbicara dan bertemu orang-orang (seperti suka mengatur, mengendalikan percakapan, lebih senang sendiri dan diam), bahkan hanya kebiasaan kecil dan mungkin buruk dengan contoh sering meludah sembarangan dan bangun kesiangan.
Setelah melakukan observasi akan hal detail seputar tokoh, cerpenis melakukan pemilihan kata secara detail pula untuk menjelaskan secara tepat. Ini juga mengurangi tingkat kebosanan pembaca karena kata-kata yang kerap berulang.
Belajar dari detail
Dari kecil, wanita itu memang sudah terbiasa menjaga kebersihan, mulai dari dalam kamar. Ia selalu risi melihat sesuatu berantakan. Baginya, kebersihan tidak hanya seputar keteraturan dan kebiasaan.
Ia sangat tahu, kebersihan dapat menambah semangatnya bekerja. Ia pun menjalankan imannya dengan melakukan bersih-bersih. Bagaimana pula ia mengajar anaknya bersih-bersih, jika ia sendiri tidak bersih?
Tidak perlu hal besar untuk menjadi acuan belajar. Tidak perlu pula merujuk pada orang-orang sukses untuk mengambil ilmu kehidupan. Banyak hal kecil dan sederhana di sekitar yang jika dipahami benar sangat besar nilai ajarannya.
Setelah memperhatikan detail, cerpenis akan belajar apa yang dapat lebih digali darinya. Kebersihan, tentu sebagian besar suka.Â
Kebersihan, hal sederhana dari dalam diri sendiri. Kebersihan mengajarkan banyak hal yang semua baik adanya.
Melatih berpikir terbuka
Sepulang dari kantor, ia sedikit terkejut. Matanya terbelalak. Ia terdiam sebentar seusai membuka pintu. Ada hal aneh dipandangnya malam itu.
Selimut yang ia rapikan pagi tadi jatuh dari sofa. Siapa yang menjatuhkan? Siapa yang bermain di atas sofa? Padahal, pintu kamar itu sudah benar-benar ditutupnya.