Selagi waktu masih bisa dihabiskan untuk belajar dan menonton hal positif, mengapa tidak? Mengapa pula saya perlu menambah dan menguji daya takut dalam diri, sementara di dunia nyata masih banyak masalah yang lebih menakutkan?
Sampai sekarang teman-teman sudah tahu. Jika mereka hendak menonton film demikian, adalah sia-sia usaha bila mengajak saya. Saya pun tidak mengganggu kebebasan mereka. Silakan saja.
Akhir kata...
Film menyeramkan memiliki penggemar tersendiri. Dari seputar hantu sampai yang berdarah-darah, baik disensor maupun tidak, disukai sebagian penonton.
Film itu juga merupakan hasil buah pikir dan kerja sama sutradara, produser, pembuat naskah, aktor, dan lainnya, yang patut diapresiasi. Terlepas mungkin ada kekurangan di sana sini yang perlu disempurnakan.
Tidak sedikit yang didapati berhasil menyerap banyak sekali penonton. Itu sah-sah saja. Mereka menemukan kebahagiaan saat menonton. Keabsahan itu sama pula dengan sikap saya membatasi diri menonton.
Bukan saya takut. Bukan pula saya tidak mau menguji diri. Tetapi, saya menyadari, masih banyak hal positif dan bermanfaat yang perlu saya pelajari dibanding tontonan menyeramkan.Â
Saya pun sadar, suatu ketika lemah. Saya tidak ingin tiba-tiba rekaman di otak seputar film itu hadir, tidak menguatkan saya, malah menurunkan imun.
Apakah Anda gemar menonton film menyeramkan? Atau sama seperti saya, memang sengaja membatasi diri?
...
Jakarta
20 Agustus 2021
Sang Babu Rakyat