Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Kakak Ipar

19 Agustus 2021   22:27 Diperbarui: 19 Agustus 2021   23:14 871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tergoda kakak ipar, sumber: Pexels.com/Pixabay

"Kamu anak ibu, kan?"

"Iyalah. Masak anak siapa?"

"Kamu tahu kan, bagaimana akibat jika seorang anak melawan kata-kata ibu?"

Anaknya tidak menjawab. Keningnya sedikit berkerut, menandakan ada sesuatu yang tidak jelas. Ia merasa tidak melakukan apa-apa, tetapi mengapa aura ibunya seperti menyalahkan.

"Tahu. Ibu juga tahu kan, saya tidak pernah mengecewakan ibu."

Lastri mendeham. Ia sudah begitu menyabar-nyabarkan diri tinggal beberapa hari di rumah itu. Ia mencoba menenangkan dirinya melihat kelakuan seorang perempuan yang dianggap tidak tahu malu di rumah orang.

Bagaimana perempuan itu berkali-kali memakai celana pendek dan suka mengangkangkan kaki ketika menonton televisi. Ketika semua sedang bersama-sama menonton televisi. Apa perempuan itu tidak sadar dilihat orang?

"Tetapi, dia kan cuma kakak ipar, Bu? Apa salahnya tinggal di rumah saya?" si anak mencoba menjelaskan.

"Kamu tidak tahu, ada sesosok lagi tinggal di rumah kamu!"

"Maksud ibu?" Anak itu memandang atap mobil. Ia melayangkan pandang, mencoba mengingat-ingat, siapa yang dimaksud Lastri.

"Setan! Satu lagi setan. Ia sebentar lagi berbisik di telingamu, mencoba merayumu, lantas kamu kalah, dan seketika tanpa pengetahuan istrimu, kamu menyetubuhi kakak iparmu itu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun