Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Mengapa Tidak Semua Orang Berbakat Jadi Pedagang?

12 Agustus 2021   22:56 Diperbarui: 30 Agustus 2021   23:00 2247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berdagang di rumah, sumber: Shutterstock/Rembolle via Kompas

Orang yang berdagang harus bisa matematika. Kesehariannya dalam kalkulator dagang adalah mengoperasikan tambah, kurang, bagi, dan kali.

Karena setiap hari seperti itu adanya, otomatis pedagang wajib suka dan pandai berhitung. Pada sisi lain, sebagian kita memang ada yang tidak gemar berhitung.

Cepat puas akan keuntungan

Pedagang sulit maju jika sedikit-sedikit untung yang diperoleh digunakan untuk keperluan pribadi. Dirinya mudah silau melihat itu dan cepat-cepat ingin membelanjakan.

Untung yang didapat tidak berubah jadi barang dagangan. Dagangannya itu-itu saja dan tidak bertambah kuantitas serta variasi. Sukar diharap untuk berkembang.

Sulit menerima rugi

Ketidaksiapan orang dalam menerima rugi juga berpengaruh. Apalagi jika suatu ketika, toko jadi sepi, tidak ada pembeli. Sementara sebagian dagangan adalah barang yang mudah kedaluwarsa sehingga harus cepat terjual.

Ini belum memperhitungkan kehadiran pedagang di sekitar yang berpotensi mengambil pelanggan. Jika sulit menerima rugi dan mudah menyerah, otomatis dagang tidak akan jalan.

Tidak punya keterampilan mendatangkan pelanggan

Terakhir, tidak ada kemauan untuk mempercantik toko. Pedagang hanya membiarkan tokonya begitu-begitu saja. Tampilan konvensional, tidak ada tawaran diskon atau penetapan harga dinilai orang terlalu mahal.

Selain itu, sulit pula pedagang murah senyum dalam menyambut pelanggan. Sudah tentu, semakin sedikit orang memutuskan membeli di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun