Orang yang berdagang harus bisa matematika. Kesehariannya dalam kalkulator dagang adalah mengoperasikan tambah, kurang, bagi, dan kali.
Karena setiap hari seperti itu adanya, otomatis pedagang wajib suka dan pandai berhitung. Pada sisi lain, sebagian kita memang ada yang tidak gemar berhitung.
Cepat puas akan keuntungan
Pedagang sulit maju jika sedikit-sedikit untung yang diperoleh digunakan untuk keperluan pribadi. Dirinya mudah silau melihat itu dan cepat-cepat ingin membelanjakan.
Untung yang didapat tidak berubah jadi barang dagangan. Dagangannya itu-itu saja dan tidak bertambah kuantitas serta variasi. Sukar diharap untuk berkembang.
Sulit menerima rugi
Ketidaksiapan orang dalam menerima rugi juga berpengaruh. Apalagi jika suatu ketika, toko jadi sepi, tidak ada pembeli. Sementara sebagian dagangan adalah barang yang mudah kedaluwarsa sehingga harus cepat terjual.
Ini belum memperhitungkan kehadiran pedagang di sekitar yang berpotensi mengambil pelanggan. Jika sulit menerima rugi dan mudah menyerah, otomatis dagang tidak akan jalan.
Tidak punya keterampilan mendatangkan pelanggan
Terakhir, tidak ada kemauan untuk mempercantik toko. Pedagang hanya membiarkan tokonya begitu-begitu saja. Tampilan konvensional, tidak ada tawaran diskon atau penetapan harga dinilai orang terlalu mahal.
Selain itu, sulit pula pedagang murah senyum dalam menyambut pelanggan. Sudah tentu, semakin sedikit orang memutuskan membeli di sana.