Entah, ini sudah artikel ke berapa saya seputar hewan peliharaan. Saya memang gemar memelihara hewan. Dari kecil, saya telah membesarkan enam anjing.
Waktu dewasa, ada satu jenis Poodle saya rawat. Tetapi, karena satu dua hal, saya tidak mampu meneruskan pemeliharaan. Akhirnya, saya titipkan ke toko hewan untuk dibesarkan.
Selain anjing, saya juga pernah memelihara burung. Waktu itu sepasang lovebird. Mereka berkicau riang sekali setiap pagi. Saya beri makanan biji jagung dan menyediakan sebuah rumah kecil dalam kandang.
Selain itu, pernah saya pelihara hamster. Sama nasibnya dengan si anjing, saya kembalikan hamster untuk dipelihara di toko hewan.
Sekarang, saya sedang memelihara kelinci dan ikan. Membagi perhatian untuk keduanya sudah menjadi kebiasaan saya sehari-hari. Saya paham, itu adalah kewajiban seorang pemelihara.
Saya sedih sekali...
Barusan saya mendengar anak tetangga bercerita setelah melihat kelinci saya. Ia mengulas tentang bapaknya dan kehidupannya waktu tinggal di kota lain.
Bapaknya memelihara sepasang kelinci. Kelinci itu kawin dan punya enam anak. Anak-anaknya semakin besar. Saya senang, berarti pemeliharaan sang bapak berhasil.
Tetapi, seratus delapan puluh derajat berubah jadi sedih. Sekaligus kecewa. Ingin marah. Kalau saya yang melakukan, sudah saya salahkan dan hukum diri saya habis-habisan.
Karena keperluan dan kesibukan pekerjaan yang semakin bertambah, sang bapak tidak punya waktu lagi merawat kelincinya. Sekadar melihat pun tidak sempat.
Ia lupa memberi makan kelinci-kelinci itu.