Seorang wanita paruh baya mengerang. Air matanya menderas, menetes, membasahi leher, jatuh ke lantai, bersama derita yang begitu pilu. Sekujur tubuh sakit. Meskipun telah ketiga, kematian tetap terasa ada.
Laki-laki masih berdiri. Pipinya lembap. Kepalanya penuh bingung. Dirinya bisa membantu apa? Dapatkah ia mengganti posisinya? Rapalan doa tidak berhenti terucap, seperti bulir-bulir bening terus menguap.
Sesosok bayi menatap cahaya. Suaranya pecah, memekakkan telinga. Embun mengalir sangat kencang. Antara sedih dan bahagia bertemu dunia, bercampur baur tanpa sengaja.
Ketiga pasang mata memandang satu wajah. Rupa mukanya terlalu basah. Rasa haru gemuruh di dada. Sebuah senyum tergurat indah. Perjuangan menyambut insan selesai sudah.
...
Selamat Hari Bidan Internasional
Jakarta
5 Mei 2021
Sang Babu Rakyat