Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Si Penjual Waktu

7 April 2021   02:28 Diperbarui: 8 April 2021   22:09 849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tetangga itu mengajak saya duduk di teras rumahnya. Bibirnya tersenyum, seperti habis beroleh sesuatu yang menggembirakan.

"Iya, Bu, saya tadi habis beli waktu. Saya dapat tiga kali dua puluh empat jam. Lumayan, Bu. Saya bisa bernapas untuk cari pinjaman."

"Maksud Ibu?"

Tetangga saya terus tersenyum. Kali ini, seperti ada sedikit beban yang baru lepas dari pundaknya.

"Maksud saya, saya jadi ketambahan waktu tiga hari untuk bayar utang. Seharusnya, hari ini, tukang tagih datang. Tapi, karena waktu yang saya beli, dia datang tiga hari kemudian."

Saya menggaruk-garuk kepala. Masih belum jelas masuk akalnya di mana.

"Jadi, ibu beli waktu dari penjual itu, lalu ibu dapat waktu tiga hari, tukang tagih utang tidak jadi datang hari ini, dan nanti hari ketiga baru ia nagih?"

Tetangga saya menganggukkan kepala.

"Bagaimana ceritanya?"

Tetangga saya tertawa.

"Ibu pasti heran, karena baru di sini, kan? Penjual itu sudah terkenal lama. Ia suka menjual waktu. Ketika ada orang beli, ia akan jual waktu dengan memutar jarum jam pada jam bekernya ke arah kiri, sebanyak waktu yang dibeli. Lalu...."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun