Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ragam Pembuka Cerpen yang Menarik

6 Maret 2021   11:06 Diperbarui: 6 Maret 2021   12:05 16269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lokasi kejadian

"Lepas Banjar Ayu kami tiba di areal persawahan yang luas. Ke mana memandang sawah yang terlihat. Lengkap dengan dangau, orang-orangan pengusir burung, serta setumpak perumahan penduduk yang tampak di kejauhan."

Di atas, paragraf pembuka cerpen berjudul "Sahabat yang Hilang" karya Adek Alwi, dimuat di Kompas, 15 Mei 1994. Dalam tiga kalimat itu, tidak dijelaskan siapa tokoh cerita, hanya lokasi kejadian. Sawah.

Tentu, untuk menjelaskan kondisi sawah seperti apa, kita harus sebisa mungkin menjabarkannya, sehingga imajinasi pembaca langsung pergi ke sawah. "Lengkap dengan dangau, orang-orangan pengusir burung, serta setumpak perumahan penduduk yang tampak di kejauhan". 

Mungkin, bisa Anda tambahkan: 

"...burung-burung pipit beterbangan, bertengger dan mematuk kepala boneka pengusir hama", "air sungai yang mengalir begitu derasnya di sekitar sawah, dan begitu bening sehingga batu-batu di dasarnya terlihat jelas", dan "ada pula anak-anak kecil dengan telanjang dada menceburkan dirinya ke kali tepi sawah tanpa malu dilihat petani yang sibuk mengayunkan cangkulnya".  

Aktivitas Tokoh

"Bunyi yang kering dan tajam selalu terdengar setiap kali mata cangkul Kartawi menghunjam tanah tegalan yang sudah lama kerontang. Debu tanah kapur memercik. Pada setiap detik yang sama Kartawi merasa ada sentakan keras terhadap otot-otot tangan sampai ke punggungnya..."

Penggalan paragraf pembuka di atas ada di cerpen berjudul "Warung "Penajem"" karya Ahmad Tohari, dimuat di Kompas, 13 November 1994. Apa yang bisa disimpulkan dari kalimat di atas? Ahmad Tohari menggambarkan aktivitas tokoh cerpennya sebagai seorang petani, yang sedang menggarap sawahnya.

Tentu, kalimatnya tidak sekadar "petani mengayunkan cangkul". Ahmad Tohari bermain pada otot, punggungnya, dan bagaimana peristiwa ketika cangkul itu diayunkan.

Mungkin, bisa Anda tuliskan aktivitas maling sebagai berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun