Segeralah kukontak koordinator, meminta disesuaikan jadwal WFO-ku Rabu depan, sesuai permintaan. Kapan lagi coba, remah-remah rengginang di dasar kaleng khong guan ini diwawancarai. Sebuah kesempatan emas yang tidak boleh dilewatkan. Hehe...
Rabu, 22 Juli 2020. Pukul 13.30 WIB.
Aku bertemu dengan stafnya. Wawancara dimulai. Dia bertanya seputar bagaimana mengisi produktivitas selama WFH (Bekerja dari Kantor) diberlakukan.
Semasa Covid19 ini, kantorku memang menerapkan pola kerja WFH sesuai imbauan pemerintah. Bila pekerjaan tidak mendesak dikerjakan di kantor, bisa dikerjakan di rumah. Ke kantor hanya untuk pekerjaan penting atau dipanggil atasan untuk alasan tertentu.
Kuceritakan padanya, aku memilih menulis sebagai kegiatan produktif di rumah. Waktu yang tersedia banyak di luar jam kerja cukup mendukung untuk menulis. Tercatat sebagai Kompasianer, kupilihlah Kompasiana sebagai ajang corat-coret.
Mencurahkan opini otak atas berbagai peristiwa yang terjadi, berbagi manfaat dan inspirasi dari pengalaman keseharian, seputar itulah tulisanku.Â
Sembari wawancara, sesekali terlihat dia mengambil fotoku. Cekrak-cekrek, tak terasa selesailah sudah.
***
Setelah mendapat kiriman majalah versi pdf, segeralah kuunduh. Satu demi satu halaman kubaca, tak ada yang terlewatkan. Benar saja, di halaman 26-28, fotoku terpampang nyata. Sontak perasaanku menuju klimaks. Rasa bahagia tak terukur, mengingat itu kali pertama wajahku nongol di majalah kantor. Yeaaaayyyy...