Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ketika Komentar Lebih Penting daripada Konten

28 Juni 2020   22:41 Diperbarui: 1 Juli 2020   00:27 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambaran Konten Viral, Sumber: Picasa via liveenhanced.com

Sementara untuk jempol ke bawah, dilengkapi pula dengan tulisan komentar negatif di kolom komentar, yang tentunya bernada sumbang dan miring.

Nah, kisah sebuah konten menjadi viral berawal dari si jempol dan komentar ini. Tidak pernah ditemui di dunia maya, sebuah konten viral tanpa ramainya komentar dan banyaknya jempol. Iya, tolok ukur viral memang hanya dihitung dari kedua aspek tersebut.

Lebih lanjut, kita tidak akan bahas mengenai jempol, tetapi kita akan fokus kepada komentar. Komentar gampangnya adalah sebuah tanggapan yang dihasilkan dari pola pikir manusia, yang menilai sesuatu dari segi bagus tidaknya, baik buruknya, maupun dari segi benar salahnya. 

Fenomena komentar ini layak dibahas dalam melihat suatu konten, bahkan mungkin bisa lebih penting dari konten itu sendiri. Mengapa?

Berikut ulasannya:

  • Komentar menggambarkan kualitas konten;

Konten yang bagus dan bermanfaat pasti memiliki komentar yang positif di kolom komentarnya. Mulai dari kata-kata penilaian positif seperti bagus ya…, sungguh bermanfaat…, sangat menginspirasi…., sampai kepada kata-kata yang mengandung motivasi, seperti semangat ya…, terus berkarya ya…., lanjutkan…., dan lain sebagainya.

Sementara untuk konten yang tidak bagus dan cenderung tidak berfaedah, biasanya tertulis dalam kolom komentarnya, komentar menjelekkan, mengumpat, bahkan ada yang sampai membawa nama-nama hewan segala, yang tentunya telah diplesetkan. Salah apa sebetulnya si hewan ini, sampai disangkutpautkan segala di komentar, hehe.

Komentar yang paling parah adalah ketika sudah sampai ke komentar tipe bullying, yang bisa menjatuhkan seseorang. Ketika yang diberi komentar adalah tipikal orang yang humoris dan gampang mengabaikan, itu tidak masalah.

Tetapi ketika yang dikomentari adalah sosok yang mudah baperan, itu menjadi masalah. Tak heran, ada pula yang berhenti berkarya, karena masih terpukul dan tidak kuat menerima adanya komentar bullying yang menyerang. 

  • Komentar membantu mempercepat penonton mencari inti utama konten;

Untuk konten yang mengandung unsur clickbait, yang judulnya berhasil memancing banyak rasa penasaran dari penonton, komentar sangat efektif membantu penonton dalam mencari isi utama konten.

Dalam konten yang berbentuk video, biasanya ada beberapa penonton yang mengisi kolom komentar dengan keterangan waktu, berupa menit dan detik keberapa, yang menggambarkan isi utama konten tersebut atau hal-hal menarik yang perlu dibahas mendalam di komentar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun