Siapa yang tidak kenal Corona?
Tanpa dia perlu mengenalkan dirinya, dia udah tenar dengan sendirinya.
Yap, itu fenomena.
Dia tidak perlu menjadi seperti artis dangdut yang memulai kariernya dari nol dengan bernyanyi dari panggung ke panggung kawinan, sampai terkenal di seluruh pelosok Indonesia melalui penampilannya di televisi nasional.
Dia pun tidak perlu menjadi seperti pengusaha yang memulai usahanya dari kecil dengan modal seadanya, kemudian sampai berhutang dan berhasil menjadi pengusaha sukses dengan memiliki banyak perusahaan, bahkan menjadi pembicara yang berdampak baik dalam memotivasi banyak orang.
Dia tidak perlu serepot itu, hanya cukup berpindah dari orang ke orang dan akhirnya menjadi terkenal. Ya, kontribusi manusialah yang utama dan efektif membantu mempercepat ketenarannya. Patutlah dia mengucapkan banyak terima kasih kepada manusia.
Pada saat awal-awal ketenarannya di negara Indonesia, dia langsung membuat ricuh. Salah satu kericuhan yang terjadi lokasinya ada di sektor keuangan, yaitu pasar modal. Hal ini terlihat dari tingkat kekhawatiran yang berlebihan yang dialami para investor yang takut akan menurunnya harga saham yang mereka beli, atau kalau dalam versi bahasa positifnya, adanya kehati-hatian mereka dalam mengamankan investasi sumber daya keuangan mereka.
Banyak investor yang menarik uangnya dari pasar saham dan mengalihkan modalnya ke investasi yang lebih aman, seperti emas. Bursa saham pun jatuh.Â
Dan sempat beberapa hari, harga emas menjulang tinggi (hal ini adalah sebuah keadaan yang wajar terjadi, ketika jumlah permintaan bertambah dan tidak diiringi dengan kenaikan jumlah penawaran) sehingga mungkin ada sebagian investor emas yang mengambil kesempatan itu untuk menjual logam mulianya pada harga puncak, dimana mereka telah membelinya dengan harga yang jauh lebih murah dari itu. Mereka pasti untung.