Mohon tunggu...
cholid baidaie
cholid baidaie Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Menulis untuk menghidupkan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Biarkan Aku Pergi

26 Februari 2023   22:18 Diperbarui: 26 Februari 2023   23:46 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tahu sulit melepaskan orang yang pernah menjadi bagian dari hidupmu, tetapi aku yakin waktu akan meredakan luka yang ada di hatimu. Aku berharap bahwa kenangan yang ditinggalkan aku di hatimu hanya menjadi pijakan untuk langkahmu ke depan, menuju kehidupan yang lebih baik dan lebih bahagia.

Jika kau memiliki waktu luang dari kesibukan sebagai seorang ibu rumah tangga, jangan ragu untuk berkirim pesan padaku. Ceritakan kebahagiaanmu dan impian yang telah tercapai, nikmati hidupmu dengan penuh sukacita. Ini membuktikan bahwa keputusanmu untuk tidak menikah denganku adalah keputusan yang tepat.

Meskipun aku akan hidup sendiri seperti ini, mungkin sampai ajal menjemput, namun kau selalu diterima di rumahku yang penuh kedamaian. Kau tak perlu mengetuk pintu, cukup masuk saja. Di sini, tak ada lagi kepekaan atau kecemburuan, hanya ketenangan yang menyelimuti.

Namun jangan khawatir, aku tetap akan memberikanmu secangkir cinta dan sepotong puisi seperti dulu. Meski keduanya tak mampu mengenyangkan perut, namun mampu menenangkan jiwa yang lelah.

Tentu saja suamimu mungkin akan keberatan, tapi jangan biarkan itu mengganggu ketenangan kalian. Cinta dan puisi tak bisa diukur dengan materi, namun mampu memberikan kebahagiaan dan ketenangan dalam kehidupan.

Sebagai seorang istri yang salehah, jagalah keseimbangan dalam hubungan dengan suamimu. Jangan memaksanya melakukan hal-hal yang tak mampu ia lakukan. Hormatilah pekerjaannya dan jangan memaksa untuk menuntut terlalu banyak. Ingatlah, prasangka buruk adalah awal dari konflik.

Jadilah istri yang menerima kondisi suamimu dengan lapang dada dan bahagia dalam kebersamaan. Bersama-sama, kalian akan menjadi pasangan yang paling bahagia di dunia dan di akhirat. Dan kelak, sampaikan pada anak-anakmu tentang perjalanan hidupmu, tentang perjuanganmu dan kebahagiaanmu bersama suamimu.

Biarkan anakmu memanggilku paman. Meski kita tidak bisa menjadi keluarga dekat, namun biarkan anakmu yang menjadikanku keluarganya. Aku mungkin tidak selalu menjadi orang yang baik, namun keturunanmu tak perlu melupakan aku. Setidaknya mereka tahu namaku, dan dari situ mereka bisa belajar tentang sejarah, bahkan sekedar mengenang sebuah nama.

Katakan pada anakmu, bahwa pamannya dulu memiliki impian besar untuk mengubah dunia. Namun, meski sudah mencoba, dia belum mampu mengubah dirinya sendiri. Mungkin itulah sebabnya, ibu dari anak-anakmu tidak tertarik untuk melanjutkan hubungan dengan pamanmu. Namun, jangan sampai anakmu melupakan bahwa pamanmu pernah berjuang untuk meraih mimpi-mimpinya.

Anakmu harus tahu bahwa cinta pernah ada di antara kita. Meski hubungan kita tak berlangsung lama dan tak selalu bahagia, tapi setidaknya ibu mereka pernah merasakan kehangatan itu. Siapa tahu di masa depan, orang-orang akan berperang hanya untuk merebut sebuah kata "pernah".

Aku ingin anak-anakmu mengenal rumahku, sebagai tempat persembunyian ketika orang tuanya sibuk. Mereka bisa datang dan menikmati dunia yang sunyi dan terpencil. Aku akan menyuguhkan segelas cinta dan puisi, sebagai hadiah yang selalu ada untuk mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun