Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jihad Palsu ala Kaum Fundamentalis

23 November 2020   17:47 Diperbarui: 23 November 2020   17:58 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam buletin tersebut juga memuat tulisan "ketahuilah bahwa seorang mujahid mendapatkan satu pahala jika salah dalam berijtihad dan mendapatkan dua pahala jika ijtihadnya benar".

Para jihadis ekstrim di Aljazair tidak jauh beda dengan kaum jihadis di Indonesia, yaitu mereka selalu menerapkan "standar ganda", bahwa mereka selalu menganggap baik setiap apa yang terjadi pada dirinya dan memberi label syar'i atas setiap peristiwa yang dialaminya, sedangkan mereka selalu meragukan dan mengkritik apa yang dilakukan oleh orang lain, aib-aib orang lain selalu nampak jelas hingga matanya lelah menyaksikan aib-aib yang ada. Mereka selalu melakukan tuduhan yang tidak mendasar.

Penjelasan secara singkat mengenai isi buku di atas diharapkan mampu memberikan gambaran kepada para pembaca; guna mengidentifikasi ekstrimis-ekstrimis jihadis yang Saya sebut sebagai kaum fundamentalis yang ada di Indonesia.

Mereka segan untuk melukai dan membunuh saudara seiman dan seakidah, mereka gemar memberikan cacian, hinaan kepada ulama-ulama yang ilmunya di atas mereka, hanya karena berbeda persepsi. Mereka menanamkan doktrin-doktrin jihadis yang dibawa dari timur tengah kepada para masyarakat yang ada di Indonesia, tidak kenal tua maupun muda. Kelompok yang terkena doktrin dari kaum fundamentalis Saya beri nama "fasis-fundamentalis" seperti yang pernah saya paparkan pada tulisan terdahulu.

Mereka terus saja menebarkan benih kebencian yang diharapkan mampu untuk menggoncang stabilitas negara, yang pada akhirnya akan membawa pada tujuan mereka yaitu kudeta seperti yang terjadi kepada Saddam Hussein.

Kita sebagai warga negara Indonesia yang masih diberikan kewarasan, hendaknya ikut membendung benih-benih yang ditanam oleh kaum fundamentalis melalui slogan "jihad".

Melalui kasus Habib Rizieq, seruan jihad kembali mencuat ke permukaan. Beberapa hari yang lalu, tagar jihad juga sempat menjadi trending topic di Indonesia.

Mereka yang ikutan menyerukan tagar jihad, sebenarnya bisa diidentifikasi dengan mudah, terutama mereka yang usianya masih muda, memahami Qur'an hanya sebagian, mengutip ayat hanya sepotong. Padahal, dalam Qur'an sendiri, ayat per ayat, surah per surah, merupakan satu kesatuan. Terkadang, ayat yang terdapat dalam surah Al-Baqarah, penjelasan selanjutnya ada di surah berikutnya, dalam ayat kesekian.

Maka dari itu, akan sangat disayangkan jika banyak anak muda yang baru berhijrah, terperangkap ke dalam doktrin yang dipropagandakan oleh kaum fundamentalis. Sehingga mereka mudah terprovokasi, rela berjihad dengan imbalan surga dan 72 bidadari.

Padahal, untuk menikmati surga yang diekspektasikan, ada banyak sekali faktor yang dipertimbangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun