Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menjawab Cibiran Megawati Melalui Investasi

29 Oktober 2020   14:48 Diperbarui: 29 Oktober 2020   15:08 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengertian investasi secara umum yaitu melakukan penanaman asset atau dana yang dilakukan sebuah emiten atau perorangan untuk periode waktu tertentu guna mendapatkan imbal balik atau dividen. Salah satu intrumen investasi yang paling mudah dilakukan oleh milenial yaitu, dengan melakukan penanaman modal. 

Sedangkan produk yang bisa dibeli berupa emas maupun saham. Tapi, benarkah dalam berinvestasi kita memerlukan modal yang besar? Jawabannya adalah, tidak harus. Kita bisa mulai berinvestasi bahkan dengan uang ribuan rupiah. Namun sebelum membahas masalah investasi, Saya ingin mengulik sebentar pernyataan dari seorang Megawati yang mencibir generasi milenial.

Megawati menanyakan tentang sumbangsih dari generasi milenial, yang menurutnya saat ini hanya bisa berdemonstrasi. Salah satunya berdemo dalam menolak Omnibus Law. 

Dikutip dari laman Kompas, Megawati mengatakan "Anak muda kita jangan manja, dibilang generasi kita adalah generasi milenial. Saya mau tanya hari ini, apa sumbangsihnya generasi milenial yang sudah tahu teknologi membuat kita sudah viral tanpa harus bertatap langsung?". Ujar Megawati dalam acara peresmian kantor PDI-P secara daring, Rabu (28/10). Megawati juga mengatakan, "Apa sumbangsih kalian terhadap bangsa dan negara ini? Masa hanya demo saja." Katanya.

Poin pertama yang ingin Saya sampaikan adalah, apa yang salah dengan demonstrasi? Semua orang dijamin kebebasannya oleh Undang-Undang dalam rangka menyampaikan pendapat, tak terkecuali, bahkan pelajar ataupun generasi milenial. 

Rasanya akan sangat konyol jika Megawati menyoal masalah demo yang dilakukan oleh generasi milenial, karena kebebasan berpendapat sendiri sudah diatur dalam Undang-Undang.

Poin kedua yang akan Saya sampaikan yaitu, mungkin Megawati terlalu kuno pemikirannya sehingga ketinggalan update tentang peran yang bisa dilakukan oleh generasi milenial untuk bangsa dan negara. Tidak usah jauh-jauh, Saya akan menjadikan diri Saya sebagai contoh dalam artikel kali ini.

Jika dibilang sering mengkritik, iya betul Saya suka mengkritik kebijakan Pemerintah yang Saya anggap absurd. Jika dibilang melakukan demonstrasi, iya betul Saya pernah ikut dalam beberapa aksi, salah satunya aksi #ReformasiDiKorupsi. Namun kritikan Saya tidak bersifat kosong. Dalam berbagai kesempatan, Saya sertakan koreksi, dan juga masukan atas kebijakan yang Saya sorot. 

Aksi demonstrasi pun, tidak bisa dibilang kalau tidak memberikan sumbangsih bagi bangsa dan negara. Kritik dan juga demo mempunyai sumbangsih untuk negara ini, karena itu akan mempengaruhi kualitas dalam bernegara yang sedang Saya jalankan.

Generasi milenial juga sudah banyak yang melek soal investasi, salah satunya adalah Saya. Pada poin ketiga ini Saya akan membagikan tips cara berinvestasi mudah walau hanya dengan modal kurang dari 10.000 rupiah.

Saat ini sudah banyak aplikasi e-wallet yang menyediakan fitur tabungan berupa investasi emas, dan tentu saja diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan juga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Saya tidak akan menyebutkan nama aplikasinya, namun Saya ingin memberikan informasi bagi kalian yang belum tahu, bahwa kita bisa membeli e-emas hanya dengan dana 9.000-an ruiah saja.

Bagi kalian yang ingin menabung dalam bentuk e-emas, kalian bisa memulai dengan menginstal aplikasi e-wallet di playstore dan melakukan registrasi untuk menikmati fitur itu. Harga beli e-emas dimulai dari kisaran harga 9.000 rupiah, dan akan mendapatkan e-emas seberat 0.01 gram. 

Jumlah yang sangat kecil bukan? Tapi sisi positifnya adalah, kalian bisa belajar dalam berinvestasi. Dan bagi kalian yang ingin menambah jumlah e-emas sesuai ketersediaan dana, kalian bisa membeli e-emas kelipatan 0.01 gram. Ada beberapa opsi pembelian e-emas, muali dari 0.01 gr, 0.05 gr, 0.5 gr, dan 1 gr, kalian hanya tinggal memilih sesuai dana yang kalian miliki.

Lihat? Kalian sudah bisa mulai berinvestasi dengan modal kurang dari 10.000 rupiah.

Selian e-wallet, banyak juga aplikasi penyedia layanan untuk investasi. Kalian bisa melakukan pembelian SBN, maupun pembelian saham. Jika kalian membeli SBN, artinya kalian sudah membantu negara ini dalam membangun negara. Karena, uang yang diinvestasikan melalui SBN, uangnya akan digunakan oleh pemerintah guna membangun negara. 

SBN atau Surat Berharga Negara adalah produk investasi yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia. pemerintah tetap akan mengembalikan uang investasi yang kalian tanamkan, sehingga kalian tidak perlu khawatir soal jaminan uang kalian.

Dalam SBN, terdapat dua jenis, yaitu konvensional dan syariah. Surat Utang Negara adalah nama dari jenis konvensional. Sedangkan untuk jenis syariah, dinamakan Surat Berharga Syariah Nasional (SBSN). SBN bisa dibagi menjadi dua, yang bisa diperdagangkan kembali dan yang tidak bisa. 

Savings Bond Ritel (SBR) jatuh tempo dalam 2 tahun, tingkat imbal hasilnya bisa berubah tetapi tidak akan lebih rendah dari penawaran awal. SBR juga mempunyai fitur early redemption, yang artinya bisa dicairkan lebih awal dari tanggal jatuh tempo. 

SBR berasal dari SUN konvensional+tidak bisa diperdagangkan kembali. Sedangkan SUN konvensioanl+bisa diperdagangkan kembali disebut ORI (Obligasi Negara Ritel). Jatuh tempo ORI dalam 3 tahun dengan tingkat imbal hasil tetap dari penawaran awal, namun bisa diperdagangkan kembali ke orang lain di pasar sekunder.

SBSN syariah+tidak bisa diperdagangkan kembali disebut dengan ST atau Sukuk Tabungan. Sedangkan SBSN syariah+bisa diperdagangkan kembali disebut dengan SR atau Sukuk Ritel. ST dan SR mempunyai penjelasan yang sama dengan SBR dan ORI.

Lalu, berapa sih dana yang harus dikeluarkan untuk membeli SBN? Nominalnya bervariatif, tetapi yang paling umum yaitu dengan nominal minimal pembelian sebesar 1 juta rupiah. Namun, jika kalian tidak tertarik dengan SBN, kalian mempunyai alternatif lain dengan membeli Reksa Dana. 

Dalam produk ini, sebelum membeli saham ada baiknya kalian memperhatikan portofolio diri kalian. Apakah risiko rendah, risiko menengah, atau risiko tinggi. tiap portofolio pasti mempengaruhi bunga yang akan kalian terima nantinya. Harga beli dalam setiap risiko bervariatif, umumnya minimal pembelian sebesar 100 ribu rupiah. Namun, terkadang ada juga yang mematok nominal minimal pembelian sebesar 10 ribu rupiah. 

Ketika kalian membeli dengan nominal yang tersedia atau sesuai kemampuan, kalian akan mendapatkan jumlah saham yang diperdagangkan. Misal, dengan uang sebesar 100 ribu rupiah, kalian bisa mendapatkan 130 lembar saham.

Nah, bagimana? Mudah dan murah bukan? Saya sendiri sudah mencoba semua pilihan dalam berinvestasi itu, dan beberapa sudah Saya withdraw karena butuh uang, sebagiannya lagi masih berjalan.

Saya membuat artikel ini dengan tujuan "mencibir" balik pernyataan Megawati sekaligus memberikan informasi bagi kalian yang tertarik untuk berinvestasi. Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun