Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Irama Sebuah Cerita

7 Agustus 2020   22:30 Diperbarui: 7 Agustus 2020   22:25 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesaat rindu ini begitu bergelora, menyaksikan betapa agungnya kesunyian.

Membawa hati yang kian gelisah, berharap bertatap muka dengan yang disebut Sang Pencipta.

Kunyanyikan rindu ini, dan semua nestapa tentang cinta.

Rintihan lembut terdengar ada, bahkan tuli sekalipun telinga ini.

Ada kalanya sejenak mengosongkan dada. Ada kalanya mengosongkan pandangan. Dan sejenak pejamkan mata. Betapa indahnya saat hidup dengan tujuan.

Mungkin saja Tuhan sedang menciummu. Mungkin saja Tuhan sedang mengusap pipimu

Lalu cobalah kau helakan nafasmu, betapa damainya dirimu.

Lihatlah kembang malam berterbangan. Lihatlah dua ekor burung manari bergandengan

Rasakan aromanya, dengarkan iramanya.

Hidup bukan tentang siapa mencari siapa. Bukan tentang menunggu dan ditunggu. Hidup bukan tentang menang dan kalah. Bukan pula tentang kecewa.

Hiduplah kamu seperti malam penuh bintang, yang dapat melenyapkan segala beban. Hiduplah kamu seperti siang dan awan, yang mampu membawa penat hilang melayang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun