Selama ini media di Indonesia lebih mementingkan rating, sehingga melupakan kualitas isi berita yang akan disampaikan kepada masyarakat. Terlebih lagi dengan kondisi masyarakat Indonesia yang gemar membaca judul saja dan melupakan isi, maka tidak heran jika beberapa tahun terakhir konten yang bermuatan hoks dan sara beredar luas di Indonesia.Â
Hal ini jika dibiarkan terus menurus tentu tidak baik untuk metal masyarakat, dan imbasnya, sumber daya manusia Indonesia akan semakin ketinggalan dengan negara lain. Netralitas dan indenpen jurnalistik Indonesia juga harus semakin ditingkatkan agar label 'media bayaran' tidak semakin lekat ditempelkan kepada banyak media yang ada di Indonesia.
Jika ditanya bagaimana tanggapan saya terhadap perkembangan media massa saat ini, jelas jawaban saya adalah kondisi media massa saat ini sangat memperihatinkan.Â
Sampai kapan masyarakat Indonesia akan dicekoki konten yang tidak berkualitas? Saya sendiri sudah jarang menonton acara televisi beberapa tahun terakhir. Kenapa? Karena kebanyakan konten di televisi bermuatan sesuatu yang tidak bermanfaat, lebih mementingkan rating, lebih menjual urusan atau masalah orang untuk dikonsumsi oleh publik.
Di Indonesia bukan hanya sistem pendidikan saja yang rusak, tapi hampir di semua sistem yang ada di negara ini. Pembangunan infrastuktur saja tidak cukup jika tidak dibarengi dengan pembenahan sumber daya manusia, dan berbagai persoalan lain yang ada di Indonesia.