Mohon tunggu...
Hisyam Fuady
Hisyam Fuady Mohon Tunggu... Wiraswasta - Santri HahaHihi

بقدر ما تتعنى تنال ما تتمنى

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meneguhkan Jatidiri Pesantren Sebagai Pencetak Generasi Berakhlaq

11 Februari 2021   22:52 Diperbarui: 11 Februari 2021   23:03 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

             Berbicara soal pesantren, tentu bukan sekedar berbicara mengenai kajian kitab kuning klasik ataupun sistem pendidikan yang diajarkannya. Lebih dari itu, berbicara soal pesantren juga berarti membicarakan tentang arah, atau orientasi bagaimana potret Indonesia kedepannya. Pesantren merupakan salah satu tiang negara yang bila mana pesantren itu kokoh maka kokohlah Indonesia. Namun jika pesantren itu sendiri goyah maka goyah pula Indonesia.

            Hal tersebut terjadi karena faktor pesantren telah lama berkontribusi untuk kemajuan negara, bahkan sebelum Indonesia sendiri merdeka. Pesantren juga memiliki andil yang pesantren dalam perlawanan melawan penjajah. Sebagai contoh ketika diktum resolusi jihad yang digaungkan oleh Hadratus Syaikh Hasyim Asyarie menjadi pelecut semangat arek arek suroboyo sehingga terjadilah peristiwa 10 november yang tiap tahun dikenal dengan hari pahlawan.

            Dalam perkembangannya pesantren juga mencetak kader santri nya untuk menjadi generasi yang tidak hanya berkutat tentang ilmu tafaquh fid din. Tapi juga diajarkan bagaimana menjiwai serta berwarga negara yang baik di negara Indonesia. Hal yang tidak dapat ditemukan dalam komunal komunitas lain yaitu dimana pesantren tidak hanya menjadi tempat mentransfer ilmu juga menjadi role model bagaiamana cara bermasyrakat dan bertingkah laku yang baik.

            Krisis degradasi akhlak yang telah terjadi di masyarakat agaknya membuat pesantren menjadi solusi yang tepat untuk menjadi wadah untuk mengatasi hal tersebut. Kedepannya pesantren diharapkan mampu menjadi sebuah replika bagaimana cara mencetak generasi yang tidak hanya mampu menekuni kajian kitab klasik, namun juga mampu menjadi uswah hasanah dalam setiap tingkah dan perilakunya serta menjadi orang yang paham akan kewajiban dan haknya dengan manusia lain dan kewajiban dan haknya kepada Tuhan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun