Mohon tunggu...
OM Hiro_19
OM Hiro_19 Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Jurusan Bahasa dan sastra Indonesia. Universitas NUSA CENDANA

Menulis adalah menghidupkan yang mati.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Malam yang Tak Pernah Pagi"

27 Januari 2021   10:47 Diperbarui: 27 Januari 2021   11:14 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

(Oleh: OM Hiro)

Kotaku sepi hanya terdengar lolongan anjing dari kejauhan yang memberi isyarat bahwa sudah seharusnya aku bergegas ke tempat pembaringan. Malam itu sekitar pukul 21.00 tepatnya hari kamis, aku masih saja berdiam diri di depan teras kos dengan berkawan secangkir kopi. Sementara teman temanku yang lain sudah tertidur lelep. 

Tak seperti biasanya, Akupun tak tau harus kemana dan buat apa, percuma saja kurebahkan tubuhku kalau mata tak mampu kupejam. Seperti menahan sakit dengan tertawa. Tak lama kemudian ponselku berdering, ada sms rupanya dan kubuka eeee si dia. 

Begini isi pesannya: ’mlm kk datang di kos sekarang, aku sendiri ni.’.........tanpa berlama lama lagi langsung saja kumasukan gelas kopi yang belum habis kuminum. Kebetulan kosnya dekat , dengan jalan kaki, 5 menit aku samapai di kosnya. Dia ia dia tak perluh kusebutkan namanya cukup aku dan Tuhan yang tau.
 
*

Toktoktotk........... kuketuk pintu tiga kali langsung dibukanya pintu dan menarik lenganku masuk. Kamar gelap , sosok  yang tak asing lagi bagiku. Tingginya sama denganku, rambutnya seperti ombak yang berkejar kejaran. Waita cantik  hidung mancung berkulit putih  seksi montok ada tato kalajengking betina dilehernya. Malam itu ia mengenakn kaos pink dan celana pendek hitam diatas lutut. Itu semua tampak jelas ketika kunyalahkan lampu kamarnya. 

Kasur berbau kebohongan yang kukenal  lama sudah siap menanggung beban aku dan dia malam itu. Selimut rindu dan bantal  penyesalan masih tertata rapi tinggal menunggu perjamuan malam. Sudah cukup lama kami berkisah didalam kamar bisu, melebur rindu yang kian rapuh. Rupanya asyk  juga bercinta di tengah malam buta seperti sepasang angsa putih ditengah musim kawin. 

Desah desus diiringi musik slow yang kuputar sejak awal  naik panggung. Dia yang mengajarkanku penampilan diatas panggung yang bisa memuaskan penonton, karena penonton pada umumnya adalah penjabat penjabat bermental bejat layaknya penjahat yang pantas disebut penjilat. Sementara aku hanya diam mengikuti alur alur yang  sering kabur dari tolak ukur.

Lagu yang keempat sudah habis diputar dan memasuki lagu yang kelima . kulihat jam menunjukan pukul  00;00 sementara aku sudah kecapean menangkis bola  bola cinta yang dilemparnya berulang kali dan pukulan rindu yang terus menggebu membuat aku terus mendesah keras dan lebih keras lagi.

**

Setelah berulang kali berganti peran, hujan pun turun basahi kamar. dia dan aku pun terbaring lemas dibawah lembah kebosanan. Ahhhh rasanya aku butuh minum, kuambil gelas pelastik  yang ada diatas meja kayu dan melangkah menuju galon dekat kamar mandi, aduhhh air habis teriakku tanpa sadar kalau sudah tengah malam. Kutarik selimut basah menutupi selangkangan sembari bergumam  ;ahhhh belum pagi juga ayam belum berkokok menyanyikan syair indah tentang sepasang anak manusia.  

Kini kami kembali bercinta diatas meja tua yang hampir patah dimakan usia.  ’’kruk krak kruk krak bunyi meja saat hasratku membabi buta melancarkan serangan bertibi tubi............hingga batuk  tetangga kamar sebelah. Rasanaya cukup dan harus pindah tempat mencari posisi aman, iaia di kamar mandi. Kali ini aku yang menjadi sandaran, bermacam macam gaya sudah dimainkan  hingga hujan turun yang kedua kalinya di kamar mandi. Basah kami basah lagi.
 
***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun