Menjadi seorang dosen di sebuah perguruan tinggi atau yang juga dikenal sebagai akademisi dihadapkan pada dua pilihan: menjadi dosen aktif atau dosen pasif. Tuntutan untuk secara aktif melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi bukan lagi sebuah pilihan. Namun menjadi sebuah kewajiban mutlak yang tidak dapat dihindarkan. Beban administrasi yang cukup berat disertai tuntutan untuk terus berprestasi sering membebani seorang dosen. Yang perlu diingat ketika seorang dosen melakukan kegiatan pengajaran, riset atau kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM), maka output-nya adalah berupa publikasi ilmiah. Dari mulai jurnal yang termasuk dalam kategori terendah (Sinta 6) hingga tertinggi (Sinta 1/SCOPUS) menjadi target yang harus dicapai. Kesemua itu tidak lagi menjadi beban apabila profesi yang identik dengan pembelajaran sepanjang hayat ini menjadi passion. Do what you love, love what you do!Â
Sebenarnya apabila pilihan menjadi seorang dosen adalah karena minat dan bakat yang besar kemungkinan tidak akan menemui kendala dalam menjalani profesi ini. Tapi karena terkadang seseorang tidak memiliki pilihan maka dia bisa saja "terjebak" dalam profesi mulia ini. Hal yang perlu diingat, ketika Anda merasa harus memiliki alasan yang kuat untuk dapat mencintai profesi ini beberapa alasan berikut dapat menjadi pemacunya.Â
1. Terkenal dengan karya
Begitu Anda aktif menulis secara konsisten maka popularitas akan menghampiri. Tidak perlu lagi punya cita-cita menjadi artis cukup dengan aktif menulis berupa artikel ilmiah maupun tulisan populer maka nama Anda pun akan dikenal banyak orang. Dengan catatan tulisan Anda memiliki kontribusi pada bidang ilmu tertentu dan tulisan Anda pun memiliki nilai kebermanfaatan.
2. Sering traveling
Kesempatan traveling mengunjungi beberapa kota di tanah air maupun manca negara akan dengan mudah Anda lakukan. Caranya tentu saja dengan menjadi pemakalah atau oral presenter di seminar nasional maupun konferensi internasional. Selain bisa mengasah kemampuan presentasi di hadapan banyak akademisi lain, bonusnya Anda dapat mengunjungi destinasi wisata di kota atau negara tersebut. Jangan lupa untuk mengasah kemampuan berbahasa Inggris karena skill ini sangat diperlukan apabila Anda harus mengikuti konferensi internasional. Bukan hanya karena akan berbicara di hadapan akademisi dari manca negara namun karena Anda juga harus bisa berkomunikasi di area bandara, hotel, jalan menuju tempat konferensi dan destinasi tempat wisata yang Anda tuju.
3. Menjadi pembicara atau keynote speaker
Melalui tulisan juga Anda dapat memperoleh kesempatan untuk diundang sebagai pembicara dalam seminar nasional maupun konferensi internasional. Tingkatkan kepakaran Anda pada satu bidang tertentu, asah bakat menulis untuk membuat buku yang dijadikan sebagai buku referensi serta artikel ilmiah yang dapat tembus ke jurnal-jurnal yang masuk kategori Sinta 2 (jurnal nasional terakreditasi) dan Sinta 1 (SCOPUS). Alhasil, kepakaran Anda pada satu bidang tertentu yang mengantarkan Anda pada posisi pembicara atau keynote speaker.
4. Tawaran menjadi reviewer
Setelah Anda dikenal pada satu bidang kajian serta memiliki cukup banyak publikasi, keuntungan berikutnya adalah tawaran menjadi reviewer sebuah jurnal pun akan datang menghampiri. Keuntungan menjadi seorang reviewer jurnal juga akan mengangkat nama Anda karena secara otomatis ada beberapa nilai plus yang didapat. Pertama, nama Anda akan ada di website jurnal tersebut. Kedua, SK pengangkatan Anda dan sertifikat setelah mereviw artikel pun bisa digunakan untuk Pengajuan Angka Kredit (PAK) bila mengurus kenaikan jabatan fungsional.
5. Memiliki rasa percaya diriÂ