Mohon tunggu...
Hilwa HafizhaTajalla
Hilwa HafizhaTajalla Mohon Tunggu... Lainnya - "Indonesia tak tersusun dari batas peta, tapi gerak dan peran besar kaum muda." -Najwa Shihab

Mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi yang tertarik dengan public speaking, seni, bahasa, dan tentunya tulisan maupun karya sastra.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

The Great Canute: Raja Viking Inggris, namun Bukan Orang Inggris

21 Maret 2021   21:30 Diperbarui: 21 Maret 2021   21:59 3906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bagi yang tertarik dengan sejarah terutama sejarah abad pertengahan dan suka menonton film, pastinya sudah akrab dengan bangsa viking. Sebelum melanjutkan pembahasannya, lebih baik dijelaskan terlebih dahulu agar para pembaca sekalian memahaminya.

Pastinya, viking yang dimaksud di sini bukanlah supporter klub Persib Bandung. Viking merupakan bangsa Skandinavia dari Eropa bagian Utara yang dikenal sebagai pejuang dan juga penakluk laut. 

Dalam terjemahan bahasa Skandinavia, Viking terdiri dari dua kata, yaitu “Vick” yang berarti “ruang” dan “Ing” yang pada umumnya memiliki arti “afiliasi suku dari komunitas orang tertentu”.

Bangsa Viking ini kebanyakan berprofesi sebagai peladang, pedagang, serta yang paling terkenal adalah merampok dikarenakan mereka gagal berniaga. 

Mereka menjarah, menduduki, dan berdagang di sepanjang pesisir, sungai, dan pulau di Eropa serta pesisir timur laut Amerika Serikat, bahkan bagian timur benua Eropa hingga ke Rusia dan Konstantinopel sejak tahun 800 hingga tahun 1050.

Dalam kurun waktu tersebut, ada bangsa viking yang berhasil menguasai wilayah Inggris, lho!  Yaitu Raja Canute, yang biasa disebut dengan The Great Canute. Lalu, dari manakah Raja Canute ini? Bagaimana bisa dia menguasai wilayah Inggris meskipun dirinya bukanlah orang Inggris?

The Great Canute merupakan putra dari seorang Raja Denmark yang bernama Sweyn Forkbeard. Identitas ibunya kemungkinan besar merupakan Putri Slavia, Putri dari seorang raja yang bernama Mieszko I dari Polandia.

Raja Canute dipuji dalam puisi Norse sebagai pejuang Viking yang tangguh. Raja Canute digambarkan dalam Knytlinga saga sebagai berikut; ‘(Raja Canute) Sangat tinggi dan kuat, pria yang paling tampan dan sebagainya, kecuali hidungnya yang kurus, mancung dan sedikit bengkok. Dia memiliki kulit yang cerah dan rambut yang halus serta tebal. Matanya lebih bagus daripada mata milik pria lain, lebih tampan dan lebih tajam dari pandangan mereka (pria lain).’

Raja Canute juga telah membantu ayahnya melawan Raja Saxon Ethelred the Redeless untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Setelah berhasil menaklukan Etherled, Sweyn menempatkan dirinya di atas tahta Inggris dan Raja Saxon Ethelred terpaksa melarikan diri ke Normandia, dan mencari perlindungan kepada kerabat istrinya.

Lalu setelah kematian Swyn Forkbeard pada tahun 1014, Etherled kembali ke Inggris yang membuat Canute terpaksa mundur ke Denmark. Di sana, Canute mengumpulkan pasukannya dan kembali ke Inggris pada tahun 1015 dan Canute berhasil menguasai hampir seluruh negeri, kecuali kota London.

Ketika Etherled meninggal pada tahun 1016, tahta kerajaan Inggris diduduki oleh putranya yang bernama Edmund Ironside. Setelah serangkaian perang yang mempertemukan Ironside dengan Canute, akhirnya Canute mengalahkan Ironside pada pertempuran Assandun, yang terjadi di Ashingdon tenggara atau Ashdon, di barat laut Wessex.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun