Fenomena ini menguatkan pandangan masyarakat di desa Bibinoi bahwa Kera Bacan, bukan hanya menyantap buah-buahan, melainkan kerang dan ikan. Seperti diakui Nurhayati Manui (59), ia kerap menyaksikan Kera menyantap ikan, lantaran makanan (nasi dan ikan) yang dibawa ke kebun, jika lengah dari penjagaan, pasti dicuri oleh Kera dan dibawa lari untuk dimakan bersama sekawanannya.
"Suatu kali, saya bersama suami tengah asyik mengumpulkan buah kelapa kering di para para (tempat pengasapan kopra), dan tidak menaruh perhatian ke makanan kami di rumah kebun. Dan begitu kami beristirahat, makanan yang kami bawa dari rumah telah dibawa lari oleh Kera," kenangnya.
Hanya saja, menurut dia, jika makanan (nasi dan ikan) yang telah dilahap oleh Kera, tempat makanannya tidak dibawa ke dalam hutan, melainkan mereka meninggalkan di batas kebun, sehingga diambil kembali untuk dibawa pulang ke rumah.
"Suami saya pernah alami hal yang sama, ketika dia tengah asyik bekerja membersihkan lahan kelapa, dan makanan yang dia bawa saat itu adalah cingkarong dengan susunan dua rantang, semuanya diambil dan dimakan oleh Kera, kemudian membiarkan rantang tergeletak di tanah," ujarnya.
"Akhirnya, karena cingkarong telah dimakan oleh Kera, terpaksa suami saya memilih memanjat kelapa dan mengambil buah kelapa muda untuk dimakan," imbuhnya.
Habitat Kera Bacan di hutan Bibinoi menurut Jamal Abdul Salam, terbagi berdasarkan areal lahan yang dimanfaatkan warga. Ia menjelaskan, khusus di areal pesisir pantai, sedikitnya 8 zona, yakni wilayah perkebunan di Lemo-Lemo yaitu wilayah perbatasan desa Bibinoi dan Songa, kemudian tanjung Lako-Lako, Kali Gofto yang menghubungkan dengan air kali Giwe Marahai atau dikenal dengan Air Terjun Bibinoi, lalu wilayah Air Jibubu yang berada dekat kantor kecamatan, kemudian Kali Mati yang bersebelahan dengan Air Jibubu, kemudian zona belakang kampung, serta 3 zona di sisi timur desa, yaitu di Kali Bibinoi, Kali Raim dan Kali Mou.
Jamal mengungkapkan, untuk habitat Kera Bacan di desa Bibinoi dari zona pesisir, yang paling dikenal agresif dari seluruh habitat yaitu di zona Lako-Lako. Karena berkali-kali ia saksikan sejak usia remaja hingga kini, Kera Bacan di zona Lako-Lako memang paling garang.
Karena dikenal garang, sehingga Kera pada zona lain sulit untuk merangsek masuk mendekati zona Lako-Lako. Sebab, kata dia, jika Kera Lako-Lako menemukan ada Kera di zona lain yang mencoba mendekati untuk mencari makanan di Lako-Lako, maka konsekuensinya adalah diserang dan digigit hingga mati.
"Masyarakat semua tentu tahu betul soal garangnya Kera di wilayah Lako-Lako, karena selain dikenal garang, secara postur tubuh pun Kera di Lako-Lako jauh lebih besar dari seluruh Kera yang ada di desa Bibinoi," terangnya.