Pilihan menanam pala dan durian, karena selain mendatangkan manfaat yang sangat banyak. Di sisi lain, kata dia, buah pala memang Kera tidak begitu tertarik untuk dimakan. Dia bilang, terkadang kalau Makan, Kera hanya memilih makan fulinya atau merusak rantingnya saja.
"Mungkin karena rasanya tidak begitu manis, sehingga Kera tidak suka untuk makan," ujarnya seraya menyungging senyum.
Karena kebun kelapa berada di dekat jalan raya, sehingga Asmar dan Nasrawi memilih menjaga hingga menjelang matahari terbenam. Mereka mengatakan, bepergian ke kebun kelapa menggunakan sepeda motor. Terlebih, jarak kebun dengan rumah berkisar kurang lebih 2 km, jadi kembali ke rumah tepat waktu untuk melaksanakan salat magrib berjamaah.
Bibinoi merupakan desa di pesisir pantai, yang berdekatan dengan tiga desa, yakni di bagian selatan berbatasan dengan desa Silang, bagian Timur berbatasan dengan desa Tabapoma, dan di bagian barat berbatasan dengan desa Songa, sedangkan di bagian utara berhadapan dengan laut.
Asal Mula Keberadaan Kera di Pulau Bacan
Kera Bacan (Macaca Nigra) atau lebih familiar disebut Yakis Bacan, asal mula seperti diceritakan sejumlah warga di desa Bibinoi, merupakan hewan yang dibawa dari Sulawesi Utara ke pulau Bacan.
Diketahui sekitar tahun 1867 Kera yang dibawa ke Bacan sebagai hadiah untuk Sultan Bacan. Konon dari pemberian tersebut, Kera mulai berkembang biak, hingga banyak ditemui di hutan Bacan.
Kisah Kera yang dibawa dari Sulawesi Utara inilah yang kemudian membantah cerita mitos yang pernah berkembang di masyarakat, yaitu kisah tentang warga masyarakat yang disumpah hingga menjadi Kera, begitupun cerita lainnya yakni tenggelamnya sebuah kapal laut di perairan laut Bacan, dan sejumlah penumpang terdampar di pulau hingga berubah wujud menjadi Kera.
Cerita rakyat tersebut memang tidak berdasar, lantaran Kera hanya ditemukan di wilayah Bacan Barat, Pusat Kota, hingga di kecamatan Bacan Timur, Selatan dan Bacan Timur Tengah. Sebab, jika manusia menjadi Kera karena insiden tenggelamnya kapal, praktis semua pulau di Bacan pasti ada Kera. Namun faktanya, Kera hanya dijumpai wilayah yang sedaratan dengan kota Labuha.
Sebaran Kera di pulau Bacan inilah yang menguatkan pandangan masyarakat, bahwa memang benar Kera awalnya di pusat kota Bacan, sebagai pusat kerajaan Bacan, lalu berkembang biak dan tersebar dari Bacan Barat hingga Bacan Timur. Sehingga, cerita-cerita rakyat tentang Kera itu kemudian dengan sendirinya dilupakan masyarakat, saat mereka mengetahui kisah Kera dibawa dari Sulawesi Utara.