Mohon tunggu...
Hilma Nuraeni
Hilma Nuraeni Mohon Tunggu... Content Writer

INFP-T/INFJ Book, nature, classical music, and poem🍁 Me and my writing against the world 🌼

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Standar Kecantikan yang Tidak Masuk Akal: Ketika Sang Penikmat Visual Lupa Bercermin

3 Mei 2025   22:20 Diperbarui: 4 Mei 2025   14:13 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Pexels/Jennifer Murray

Kedua, karena tidak semua orang punya sumber daya untuk memenuhi standar tersebut baik secara finansial, waktu, atau bahkan secara genetik.

Namun, media sosial tidak hanya mempengaruhi mereka yang "menikmati visual", tapi juga mereka yang dinikmati secara visual. Perempuan atau laki-laki yang tak sesuai standar akan merasa tertekan, insecure, bahkan merasa tidak layak dicintai hanya karena penampilan.

Ini menciptakan ketimpangan dalam hubungan satu pihak menuntut, pihak lain terus berusaha menjadi "cukup" padahal cinta seharusnya berangkat dari penerimaan, bukan perbandingan.

Lingkungan dan Budaya: Membentuk Pikiran yang Dangkal tentang Cinta

Selain media, lingkungan tempat kita tumbuh pun berkontribusi besar dalam membentuk persepsi tentang kecantikan. Mulai dari obrolan ringan teman-teman, candaan keluarga, hingga tontonan di TV, banyak sekali yang tanpa sadar mengakar pada penilaian fisik.

Contohnya, seberapa sering kita mendengar komentar seperti:

"Kok kamu gendutan sih? Nanti susah cari jodoh."

"Kalo dia cantik sih, pasti banyak yang mau."

"Cowok itu harus tinggi, biar kelihatan gagah."

Ucapan-ucapan seperti ini seolah menanamkan bahwa nilai seseorang tergantung pada bentuk tubuh dan wajahnya. Lebih parahnya lagi, standar ini digunakan sebagai alat ukur kelayakan pasangan.

Akibatnya, banyak orang menginginkan pasangan yang "sempurna secara visual", padahal dirinya sendiri tidak mencerminkan tuntutan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun