Mohon tunggu...
Hillary Liaw
Hillary Liaw Mohon Tunggu... -

Berambisi untuk memecahkan misteri di atas bumi :D

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dulu, Sekarang, dan Selamanya

3 Januari 2018   22:45 Diperbarui: 3 Januari 2018   22:54 1405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku langsung menutup mulut. Mataku menyipit, hingga kedua alis menyatu jadi satu. Kakakku sudah menjawab sambil menjerit Yok Yok Yok. Sedangkan aku, duduk diam sambil terbingung-bingung. Karena waktu itu, aku berpikir, keluarga kita tidak sekaya yang kubayangkan selama ini. Apa yang barusan dikatakan Mama, jelas bukan sesuatu yang dilakukan keluarga sederhana, karena hari Minggu lalu, kami baru saja jalan-jalan ke Mall.

Melihat aku yang biasanya langsung antusias ketika menyebut Mall kali ini tidak ada respon, Mama mencubit pipiku sambil berkata, "Hill, mau ke Mall?"

Aku membalas dengan anggukan.

Di perjalan ke sekolah, aku terus berpikir, "Sebenarnya apa yang benar?"

Sekarang bagiku, semuanya sangat jelas. Apa yang Mama lakukan semuanya karena Mama cinta dengan aku dan kakakku. Meskipun saat itu kondisi keluarga kami tidak baik, apalagi dengan uang sekolahku yang naik, Mama tetap berusaha untuk membuat segalanya terlihat 'normal' di depanku dan kakakku.

Uang bonus yang Mama dapat? Untuk kebutuhan penting lain?

Sekarang aku juga paham maksud Mama, 'untuk kebutuhan penting lain'. Maksud Mama adalah, hal-hal yang diinginkan oleh aku dan kakakku, entah itu buku tulis warna-warni bergambar Princess, bolpen Power Rangers, tas sekolahan mirip koper, dan barang-barang lainnya.

Semuanya yang Mama pikirkan tiap hari adalah aku dan kakakku. Sampai sekarang, ketika kakakku kuliah di luar kota, yang dipikiran Mama selalu, "Kakak sudah makan belum ya? Kakak mainan komputer lagi ya? Kakak sekolahnya bagaimana?"

Sepenggal pengalaman singkat itu tidak bisa menceritakan betapa cintanya Mama ke aku dan kakak. Maka, dari segenap cintaku, kutuliskan sebuah puisi sederhana untuk Mama.

Mama

Mama,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun