Mohon tunggu...
hikmah
hikmah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - الف ليلة وليلة

Setiap kali air mata terjatuh, aku memilih memungutinya dengan haru, untuk kudaur ulang menjadi serangkaian aksara yang mampu kau baca. Dan apabila kau merasakan getir saat membaca tulisanku, bisa jadi, tulisan itu lahir dari air mata paling pilu yang pernah kujatuhkan!

Selanjutnya

Tutup

Love

Bagai Pungguk yang Merindu Adzan Maghrib

27 Maret 2024   18:19 Diperbarui: 27 Maret 2024   18:21 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Semua orang menanyakan perihalmu padaku dan aku hanya bisa terdiam. Bagaimana mungkin aku bisa menjawab sementara akupun sama awamnya seperti mereka, tak tahu menahu perihal di mana kamu.

 Di belahan bumi bagian mana kamu tinggal? Apakah kita menatap langit dan menikmati hembusan angin yang sama? Apakah kita sama-sama menanti terbitnya sang fajar di waktu yang bersamaan? Apakah ketika aku tengah sibuk menanti terbitnya fajar kamu ternyata sudah lebih dahulu mengantarkan matahari terbenam di ujung senja? Atau,, apakah jangan-jangan kita masih saja terjebak dalam situasi konyol sebagaimana pungguk merindukan rembulan?

 Kita masih saja menunggu dan mengharap sesuatu yang nyaris mustahil digapai serupa ranting yang ingin menggapai langit??? Kita terjebak dalam kotak yang kita bangun sendiri, oleh sebab itu kita tak bisa saling menemukan satu sama lain. Sampai kapan? Sampai datang waktu maghrib, lalu Allahumma lakasumtuuuu....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun