Allah tidak hanya memanggil yang mampu, tapi Allah juga memampukan yg terpanggil.
Berbicara kata "terpanggil" maka itu sangat personal, urusannya adalah dengan hati. Dalam hati pasti ada seruan dan arahan untuk segera menuju ke arah sana. Hanya saja, bimbang terkadang lebih mendominasi.
Secara akal seperti tidak mungkin, bahkan mungkin mustahil, mengingat aku belum sepenuhnya utuh menerima kekurangan diri. Lalu bertanya-tanya bagaimana mungkin ada orang yang sanggup menerima kekurangan yang aku sendiripun tak sepenuhnya sanggup menerimanya. Semua hanya menumpuk di kepala, kian hari kian ciut nyali menghadapi kenyataan bahwa waktu telah melemparku sedemikian jauh.
Aku sadar sudah sejauh ini, namun diri tetap dibelenggu dengan bimbang tanpa bisa melerainya. Aku juga sadar bahwa semua itu hanya perihal bagaimana kita memanage hati, menekan rasa takut dan kekhawatiran yang berlebih.Tenang dan yakin akan digapai oleh mereka yang tak pernah berhenti mencoba memahami bahwa kuasa Allah tergantung pada prasangka hambanya.
Terakhir, ada kata-kata bagus dari marcus aurelius:
"Ia yang hidup harmonis dengan dirinya sendiri, akan hidup harmonis dengan alam semesta."
Kamu harus lebih dahulu yakin pada dirimu, kamu harus lebih dahulu mencintai dan menerima dirimu. Baru orang lain akan mengikuti.
Mungkin butuh waktu, mungkin memakan waktu dan kepayahan, mungkin juga waktu begitu lamban peduli, tapi tetaplah yakin sampai akhirnya restu semesta berpihak padamu.