Mohon tunggu...
HIKMAL AKBAR
HIKMAL AKBAR Mohon Tunggu... Karyawan Swasta

43224110041-S1 Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Diskursus 5 Tokoh Pentingnya Berpikir Positif Tentang Kehidupan

13 Oktober 2025   21:18 Diperbarui: 13 Oktober 2025   22:08 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan: Fondasi Filosofis Berpikir Positif
Dalam perjalanan hidup yang penuh tantangan dan ketidakpastian, konsep berpikir positif telah berkembang melampaui sekadar optimisme dangkal menjadi sebuah disiplin filosofis dan psikologis yang mendalam. Lima pemikir besar Marcus Aurelius, Epictetus, Friedrich Nietzsche, William James, dan Albert Ellis menawarkan fondasi berbeda namun saling melengkapi tentang bagaimana berpikir positif dapat membentuk kehidupan yang bermakna, tangguh, dan sehat secara emosional. Melalui pendekatan yang beragam mulai dari stoisisme kuno hingga terapi modern, mereka bersama-sama membangun sebuah peta jalan menuju ketenangan batin dan kebermaknaan eksistensial.
Pemikiran masing-masing tokoh ini merepresentasikan evolusi dalam memahami hubungan antara persepsi, realitas, dan kesejahteraan psikologis. Dari ruang takhta kekaisaran Romawi hingga klinik terapi modern, dari ruang kuliah Amerika hingga tulisan-tulisan filsafat Jerman, kelima pemikir ini mengajarkan bahwa kekuatan transformatif berpikir positif tidak terletak pada penolakan terhadap realitas, melainkan pada cara kita merespons, menafsirkan, dan akhirnya membentuk realitas tersebut. Perjalanan pemikiran mereka membentang dari konsep penerimaan stoik hingga afirmasi eksistensial, dari keberanian untuk percaya hingga rasionalitas terapeutik, menciptakan sebuah mosaik pemahaman yang kaya tentang seni hidup yang bermakna.

PPT PROF APOLLO 2
PPT PROF APOLLO 2


Marcus Aurelius: Seni Kendali Pikiran dan Transformasi Batin dalam Kehidupan Kekaisaran
Sebagai kaisar Romawi yang juga filsuf Stoik, Marcus Aurelius mengembangkan filosofi yang menekankan pentingnya mengendalikan pikiran sebagai jalan menuju ketenangan batin dalam konteks kehidupan yang penuh tekanan dan tanggung jawab besar. Dalam pandangannya, kita tidak dapat mengendalikan peristiwa eksternal, tetapi selalu bisa mengendalikan cara berpikir dan reaksi kita terhadapnya. Penderitaan, menurutnya, sering kali muncul bukan karena peristiwa itu sendiri, melainkan karena penilaian kita terhadap peristiwa tersebut (Epictetus & Lebell, 1995; Martin, 2023).

PPT PROF APOLLO 3
PPT PROF APOLLO 3


Pemikiran Marcus Aurelius yang tertuang dalam Meditations mencerminkan perjuangan batin seorang pemimpin yang harus menghadapi perang, wabah penyakit, dan intrik politik, namun tetap mempertahankan ketenangan dan kebijaksanaan. Metode Conversio yang dikembangkannya bukan berarti kepasrahan pasif, melainkan transformasi batin yang aktif kemampuan untuk melihat realitas secara rasional, menerima yang tak bisa diubah, dan menjaga ketenangan di tengah kekacauan. Metode ini tercermin dalam kutipannya yang terkenal: "You have power over your mind -- not outside events. Realize this, and you will find strength." Kekuatan ini, menurutnya, terletak pada kemampuan kita untuk mereframing persepsi terhadap peristiwa-peristiwa kehidupan.
Lebih lanjut, ia mengembangkan praktik Askesis (dari bahasa Yunani: sksis, berarti "latihan" atau "disiplin diri") sebagai metode latihan rohani dan mental untuk mencapai kebijaksanaan dan ketenangan batin (Martin, 2023). Praktik ini melibatkan pemisahan yang jelas antara Fortuna (nasib, hal-hal di luar kendali) dan Virtue (kebajikan, hal-hal dalam kendali). Dalam konteks modern, seseorang yang tidak dipromosikan meskipun telah bekerja keras dapat menerapkan prinsip ini dengan menerima keputusan pimpinan sebagai Fortuna yang tidak dapat dikendalikan, sementara tetap mempertahankan sikap profesional dan kerja keras sebagai Virtue yang dapat dikontrol.

PPT PROF APOLLO 4
PPT PROF APOLLO 4


Salah satu kontribusi penting Marcus Aurelius adalah kemampuannya membedakan antara sensasi dan emosi dengan presisi filosofis yang luar biasa. Sensasi adalah reaksi awal tubuh terhadap rangsangan luar seperti panas, dingin, sakit, atau kaget yang bersifat alami, spontan, dan netral. Sementara emosi adalah reaksi psikologis yang muncul setelah kita menilai sensasi tersebut secara mental. Seperti yang dituliskannya dalam Meditations: "If you are troubled by anything external, it is not the thing itself that disturbs you, but your judgment about it." Dalam contoh menghadapi kemarahan di jalan raya, Marcus akan menganjurkan untuk menyadari sensasi fisik (jantung berdebar, adrenalin meningkat) sebagai reaksi alami, kemudian memilih untuk tidak bereaksi secara emosional dengan kemarahan balasan, melainkan tetap tenang dan bijaksana dengan mengubah penilaian bahwa mungkin pengendara tersebut sedang terburu-buru atau mengalami masalah pribadi.

PPT PROF APOLLO 5
PPT PROF APOLLO 5


Pemikiran Marcus Aurelius tentang hubungan dengan pimpinan di tempat kerja juga menunjukkan relevansi praktis filosofinya. Daripada bereaksi secara emosional terhadap instruksi atau keputusan yang terasa berat, seseorang dapat menerapkan prinsip stoik dengan mengendalikan cara berpikir dan reaksi terhadap situasi tersebut. Dengan fokus pada respons yang tenang, solutif, dan profesional, bukan pada kesulitan situasi, hubungan kerja dapat tetap harmonis dan produktif. Pendekatan ini tidak hanya menjaga ketenangan batin individu tetapi juga berkontribusi pada perkembangan pribadi dan profesional.

PPT PROF APOLLO 6
PPT PROF APOLLO 6

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun