"apa maksud kamu ngomong ke aku seperti itu Rita" mendengar kata-katany tiba-tiba telingaku kepanasan
"siapa lagi di kelas ini yang ngambil abseb kelas selain kamu" ujar rita
"gimana bisa kamu nuduh aku rita" kini aku ingin tau maksud Rita.
"semua anak-anak di dalam kelas ini rajin masuk hanya kamu saja yang malas masuk" sahutnya seraya melanjutkan.
"wajar kan?" Â kini rita mencoba mendesak aku mengakui.
"gimana ceritanya orang yang  ga masuk di kelas bisa ngambil absen" kini aku ingin membuatnya kaku di depan anak-anak.
Mendengar apa yang aku sampaikan, rita langsung membalikan badanya ke depan. Di tempat duduk Aku kini bertambah bingung kenapa hanya aku yang di curigai atas hilangnya absen kelas.
 ada dua teman aku, Azis dan Rianto juga malas dalam kelas ini. Tetapi mereka luput dari perhatian anak-anak.
 "Mungkin karena kemalasan aku tidak di tolerir lagi sehingga wajar anak-anak di kelas mencurigai" aku berguma dalam hati.
Semenjak kejadian hilangnya absen kelas, tak ada satu pun anak-anak di kelas tau siapa yang mengambil.
Kini aku hanya tersenyum-senyum sendiri di pinggir jendela, seraya menatap menara Eifel  dari The Paris Coffe mengingat masa sekolah dulu.